Jakarta (ANTARA) - Anda penyintas COVID-19 yang mengalami long COVID-19 disarankan berhati-hati dalam melakukan kegiatan sehari-hari, hal ini seperti diungkap dokter spesialis penyakit dalam dr. Jeffri Aloys Gunawan, Sp.PD.
"Meskipun gejala Long COVID-19 ini bisa diatasi secara medis, pasien COVID-19 perlu tetap selalu waspada. Apabila mengalami long COVID-19, pasien harus lebih hati-hati dalam melakukan kegiatan sehari-hari, namun bukan berarti berhenti sepenuhnya," kata dia seperti dikutip dari siaran pers Good Doctor, Minggu.
Menurut dia, Anda perlu mengatur kegiatan agar tidak terlalu kelelahan, melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuan termasuk aktivitas fisik dengan teratur agar otot-otot tetap bekerja.
Kemudian, apabila gejala semakin memburuk segera berkonsultasilah dengan dokter, salah satunya melalui telemedisin demi meminimalisir risiko kembali terpapar virus.
Long COVID-19 yakni gejala sisa setelah empat pekan sejak seseorang mulai merasakan gejala COVID-19 sampai dinyatakan negatif. Gejala ini dapat berupa sesak napas, nyeri sendi, nyeri otot, batuk, diare, kehilangan penciuman, dan pengecapan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kebanyakan kasus infeksi COVID-19 akan pulih dan kembali sehat dalam jangka waktu beberapa minggu.
Tetapi, beberapa kasus dapat menunjukkan gejala yang berlangsung lebih lama atau bahkan berbulan-bulan setelah dinyatakan negatif, dan kondisi ini disebut sebagai long COVID-19.
Sebanyak 5-20 persen pasien COVID-19 mengalami long COVID-19 lebih dari 4 minggu dan diperkirakan 1 setiap 10 pasien COVID-19 dapat mengalaminya hingga lebih dari 12 minggu.
Walaupun pasien tidak menularkan virus pada tahap ini, beberapa dari mereka mengalami komplikasi medis yang mungkin mengakibatkan efek kesehatan yang berkepanjangan.
Selain fisik, long COVID-19 diketahui juga dapat mempengaruhi keadaan psikologis seseorang. Untuk itulah, psikolog klinis sekaligus CEO & Founder Personal Growth dan Sahabat Sentra Vaksinasi Serviam, Ratih Ibrahim, M.M. mengingatkan Anda pentingnya memperhatikan kesehatan mental di tengah upaya pulih dari long COVID-19.
"Kesehatan mental perlu diperhatikan apabila seseorang mengalami long COVID-19, apalagi karena mereka akan merasakan frustasi karena gejala penyakit masih dirasakan walaupun mereka sudah dinyatakan sembuh," tutur dia.
Ratih mengatakan, dalam perjalanan untuk sembuh dari long COVID-19, Anda perlu mengerti ini merupakan sebuah proses dan akan ada hari-hari gejala terasa lebih berat dibandingkan hari lainnya.
Dalam kondisi seperti ini, support system dari keluarga dan teman dapat membantu. Selain itu, dengan menciptakan rutinitas yang baik dan tetap aktif, dapat memicu endorfin dan juga meningkatkan mood.
Berita Terkait
Guru Besar Kedokteran UNS minta masyarakat waspadai gejala nyeri dada
Senin, 15 Januari 2024 15:15 Wib
Penanganan banjir baru sebatas sisi gejala
Minggu, 27 Agustus 2023 8:33 Wib
Inilah penyebab penderita alergi lebih banyak di perkotaan daripada pedesaan
Rabu, 12 Juli 2023 10:24 Wib
Pemkot Pekalongan minta warga kenali gejala bencana alam
Rabu, 23 November 2022 9:32 Wib
Kenali gejala dini dari hepatitis akut
Kamis, 12 Mei 2022 20:23 Wib
Orang tua perlu bersiap hadapi kemungkinan "long" COVID-19 pada anak
Kamis, 10 Maret 2022 15:03 Wib
Dokter: Nyeri dada sebelah kiri salah satu gejala serangan jantung
Minggu, 6 Februari 2022 21:42 Wib
90 persen pemain Liga 1 positif COVID-19 bergejala ringan
Rabu, 2 Februari 2022 20:42 Wib