Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Federasi Dunia Bulutangkis (WBF) Thomas Lund menyerang balik kritik yang ia sebut "sangat mengecewakan" setelah cabang olah raga ini dituding mementingkan laba daripada keselamatan pemain karena tetap melangsungkan Kejuaraan All England di tengah krisis akibat wabah virus corona.
"Sangat mengecewakan melihat beberapa anggota komunitas bulu tangkis berspekulasi terhadap kejujuran dan motif BWF sepanjang masa krisis ini," kata Lund dalam sebuah surat terbuka seperti dikutip AFP, Jumat.
Thomas Lund menegaskan, keputusannya melanjutkan turnamen yang merupakan salah satu yang terbesar musim in, didasarkan dari nasihat terbaik saat itu.
Sejumlah pemain mengecam tetap terselenggaranya All England dua pekan lalu ketika turnamen itu menjadi salah satu turnamen kelas dunia terakhir yang tetap dilangsungkan di tengah meluasnya pandemi virus corona.
Menurut sejumlah laporan, seorang anggota timnas Taiwan positif terjangkit virus corona sekembali dari turnamen itu. Turnamen-turnamen bulu tangkis sudah dihentikan sementara, tapi All England tetap diadakan.
"Perhatian nomor satu kami selalu kesehatan dan keselamatan semua peserta kami. Namun saat bersamaan, kami sungguh menyesal atas pembatalan turnamen-turnamen dan aliran karena dampak ini terhadap para pemain dan pemain kini mungkin ada dalam posisi menganggur sementara dan kehilangan pendapatan."
Pebulutangkis India Saina Nehwal, mantan pebulutangkis putri nomor satu dunia, menuding "alasan finansial lebih dipentingkan", sedangkan pelatih India Pullela Gopichand menyebut adalah "keputusan yang salah" untuk tetap melanjutkan turnamen tersebut.
HS Prannoy, salah seorang pemain India yang menolak mengikuti turnamen itu berkata kepada media India, "mereka cuma mempedulikan uang", sedangkan pemain Denmark Mads Conrad-Petersen mengatakan bahwa dia khawatir dan malu All England dimainkan dalam kondisi di bawah standard normal.
Namun Lund membela diri dengan mengatakan bahwa sulit membuat keputusan dalam situasi yang tak bisa diduga di mana saran dan langkah pemerintah berbeda dari satu negara ke negara lainnya.
"Ini bukan hanya dihadapi BWF, tetapi hampir semua otoritas di seluruh dunia. Namun demikian kami memastikan BWF telah membuat keputusan sebaik-baiknya saat itu dan dengan motif tulus melindungi baik kesehatan maupun mata pencaharian semua peserta."
Baca juga: Sepulang dari All England, tim Indonesia jalani karantina 14 hari
Baca juga: Pelatih kepala tunggal putra Hendry Saputra berstatus PDP COVID-19