Kisah kancil dituturkan dalam bahasa Polandia oleh Marianna Lis, alumni program Darmasiswa di hadapan anak-anak dan orangtua mereka yang hadir dalam pagelaran tahunan kota Warsawa merayakan multikulturalisme di zona anak-anak, demikian Pensosbud KBRI Warsawa, Diyah Ramadani Agustini kepada Antara London, Senin.
Baca juga: Pemkab Kendal pentaskan wayang orang di TMII
Di sela-sela membawakan kisah petualangan kancil yang cerdik, Marianna Lis tidak lupa menyapa penonton dan memberikan kesempatan kepada anak-anak menyentuh karakter wayang yang ada, seperti kancil dan harimau. Ajakan tersebut mendapat sambutan dan antusias dari anak-anak yang maju mendekat kepada dalang wanita yang sehari-hari berprofesi sebagai dosen di National Academy of Theatre di kota Krakow.
Marianna Lis pertama kali belajar mendalang tahun 2010/11 saat mengikuti program Darmasiswa di ISI Solo. Ketertarikannya karena belum ada dalang di Polandia dan tesis S3 yang dikerjakannya adalah tentang wayang kontemporer. Marianna menyebut nama Ki Catur Kuncoro sebagai dalang favoritnya.
Marianna pertama kali mendalang di hadapan publik Polandia dalam bahasa Polandia pada tahun 2011 di Warsawa dengan lakon Petruk Jadi Ratu (Petruk królem). Sambutan paling mengesankan yang pernah dialaminya saat mendalang di hadapan lebih dari 600 penonton di Filharmonia witokrzyska di Kielce.
Marianna Lis menjadi salah satu dari alumni Darmasiswa di Polandia yang mempromosikan seni dan budaya Indonesia di Polandia. Saat ini ia tengah meneliti wayang dari bahan daur ulang.
Baca juga: Rayakan HUT Kota Semarang, Pemkot-Djarum Foundation gelar wayang guyon
Baca juga: Wayang Potehi hibur pengunjung Pekan Budaya Tiongkok di Yogyakarta
Baca juga: Pemerintah sosialisasi Pemilu 2019 melalui pertunjukkan wayang kulit