Temanggung (ANTARA) - Menjelang peringatan Hari Guru Nasional tahun 2024, siswa SMK Bhumi Phala (Mipha) Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah bertukar peran menjadi guru.
"Selama sehari ini siswa bergantian mengajar guru-guru di dalam kelas, para guru mengenakan seragam sekolah, dan sebaliknya para siswa mengenakan kostum guru," kata Ketua Panitia Hari Guru di SMK Mipha Parakan Nasrodin di Temanggung, Kamis.
Ia mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk menciptakan ikatan yang erat antara guru dan siswa, serta memperkuat rasa saling menghormati dan memahami peran masing-masing.
"Dengan tujuan agar mereka merasakan satu hari ini mereka menjadi guru dan bagaimana menjadi guru, tentu kami sebagai guru juga mempunyai kekurangan yang banyak kepada anak-anak dan ini menjadi evaluasi kami agar ke depan menjadi lebih baik yang kita berikan kepada anak," katanya.
Di sisi lain, kegiatan ini merupakan upaya dari pihak sekolah memberikan pengalaman langsung kepada siswa mengenai tantangan dan tanggung jawab seorang guru.
"Dengan demikian, ke depan dapat menciptakan ikatan yang erat antara guru dan siswa, serta memperkuat rasa saling menghormati dan memahami peran masing-masing," katanya.
Wakil Kepala SMK Mipha Bidang Kesiswaan Eko Suseno menyampaikan membuat kegiatan Hari Guru ini dengan melibatkan anak-anak.
"Kami ingin anak-anak di Hari Guru ini ikut merasakan bagaimana menjadi seorang guru. Kami menyadari sebagai seorang guru punya banyak kekurangan, tetapi kami ingin juga menyampaikan kepada anak-anak bahwa kami berusaha terus untuk belajar dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk anak-anak. Jadi kami ingin mereka merasakan suka-duka menjadi seorang guru," katanya.
Ia berharap anak-anak lebih mengapresiasi profesi guru dengan segala kekurangan dan kelebihannya, dengan begitu hubungan relasi antara guru dan murid ini lebih positif dan saling mendukung karena memang dalam proses pembelajaran harus ada saling kepercayaan, harus saling memahami, sehingga proses pembelajaran di kelas itu akan lebih maksimal.
Beberapa siswa mengaku kesulitan saat berperan sebagai guru dalam menyampaikan materi pembelajaran di kelas. Suasana tersebut mengundang tawa dan keseruan di dalam kelas.
"Panik, karena yang dihadapi guru saya sendiri, bingung menyampaikan materi, itu tadi mengajar tentang agama, materinya hidup berfoya-foya," kata salah satu siswa, Abil Ferdian.
Seorang siswa kelas 10 Dewi Tri Astuti menyampaikan menjadi guru itu sebenarnya tidak mudah, karena harus benar-benar menyiapkan materi pembelajaran dengan baik agar siswa memahami materi-materi tersebut.
"Menjadi guru itu tidak mudah, menerangkan materi dibutuhkan kemampuan khusus agar materi-materi yang disampaikan itu bisa dipahami siswa," katanya.
Melalui kegiatan ini pihak sekolah berharap siswa dapat menghargai kerja keras dan dedikasi guru dalam membentuk generasi berkualitas.