Pemkab Kudus gelar apel kesiapan antisipasi bencana alam
Kudus (ANTARA) - Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menggelar apel siaga bencana untuk memastikan kesiapan mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi yang berpotensi mengancam wilayah itu.
"Kesiapsiagaan bencana yang baik penting untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan, serta memastikan bahwa respons terhadap bencana dapat dilakukan dengan cepat dan efektif," kata Penjabat Bupati Kudus M Hasan Chabibie di sela-sela apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana di Alun-alun Kudus, Kamis.
Ia mengungkapkan potensi bencana hidrometeorologi di Kabupaten Kudus yakni bencana banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem yang kerap melanda.
Sebagian wilayah di Kabupaten Kudus, kata dia, juga berada di daerah rawan bencana alam, seperti Jati, Mejobo, Undaan, Kaliwungu, dan Jekulo yang sering mengalami banjir.
Berdasarkan data dari BPBD Kudus, hingga Oktober 2024 terjadi 184 kejadian bencana dengan total kerugian berkisar Rp38,82 miliar.
Angka tersebut, menurut dia, menjadi pengingat nyata bahwa bencana tidak hanya merusak kehidupan masyarakat, tetapi juga mengganggu perekonomian dan infrastruktur daerah.
Oleh karena itu, kata Hasan, kesiapsiagaan bencana yang baik sangat penting untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan, serta memastikan bahwa respons terhadap bencana dapat dilakukan dengan cepat dan efektif.
Menurut dia kesiapsiagaan bencana tidak hanya bergantung pada kesiapan sumber daya manusia, tetapi juga melibatkan kesiapan sarana dan prasarana, logistik, serta sumber daya lainnya.
Ia mengajak masyarakat untuk tetap waspada, mengingat kasus bencana banjir pada awal 2024 bisa menjadi pelajaran berharga, bahwa selain waspada juga harus juga memperkuat upaya mitigasi serta penanganan bencana di tingkat daerah.
Hasan juga mengapresiasi dibentuknya tim reaksi cepat penanggulangan bencana yang efektif memberikan respons cepat dan berkoordinasi saat terjadi bencana alam.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus Mundir menambahkan bahwa apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana ini untuk memastikan bahwa kesiapan peralatan, ketersediaan bahan pangan, sumber daya manusia (SDM), serta kebutuhan yang diperlukan selama menghadapi cuaca ekstrem.
"Apel ini juga untuk menghindari risiko korban jiwa maupun harta benda, serta mengimbau kepada seluruh masyarakat terutama yang bermukim di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) maupun yang tinggal di daerah yang rawan Longsor untuk selalu waspada dan siaga dalam menghadapi musim penghujan tahun 2024-2025," ujarnya.
Untuk personel yang ikut dalam apel berjumlah 600 orang, merupakan gabungan dari BPBD, Polres, TNI, OPD teknis pendukung, perusahaan swasta, unsur relawan penanggulangan bencana, lembaga pendidikan, hingga personel kecamatan tangguh bencana.
Baca juga: BPBD Kudus sebar surat edaran untuk waspada bencana banjir dan longsor
"Kesiapsiagaan bencana yang baik penting untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan, serta memastikan bahwa respons terhadap bencana dapat dilakukan dengan cepat dan efektif," kata Penjabat Bupati Kudus M Hasan Chabibie di sela-sela apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana di Alun-alun Kudus, Kamis.
Ia mengungkapkan potensi bencana hidrometeorologi di Kabupaten Kudus yakni bencana banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem yang kerap melanda.
Sebagian wilayah di Kabupaten Kudus, kata dia, juga berada di daerah rawan bencana alam, seperti Jati, Mejobo, Undaan, Kaliwungu, dan Jekulo yang sering mengalami banjir.
Berdasarkan data dari BPBD Kudus, hingga Oktober 2024 terjadi 184 kejadian bencana dengan total kerugian berkisar Rp38,82 miliar.
Angka tersebut, menurut dia, menjadi pengingat nyata bahwa bencana tidak hanya merusak kehidupan masyarakat, tetapi juga mengganggu perekonomian dan infrastruktur daerah.
Oleh karena itu, kata Hasan, kesiapsiagaan bencana yang baik sangat penting untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan, serta memastikan bahwa respons terhadap bencana dapat dilakukan dengan cepat dan efektif.
Menurut dia kesiapsiagaan bencana tidak hanya bergantung pada kesiapan sumber daya manusia, tetapi juga melibatkan kesiapan sarana dan prasarana, logistik, serta sumber daya lainnya.
Ia mengajak masyarakat untuk tetap waspada, mengingat kasus bencana banjir pada awal 2024 bisa menjadi pelajaran berharga, bahwa selain waspada juga harus juga memperkuat upaya mitigasi serta penanganan bencana di tingkat daerah.
Hasan juga mengapresiasi dibentuknya tim reaksi cepat penanggulangan bencana yang efektif memberikan respons cepat dan berkoordinasi saat terjadi bencana alam.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus Mundir menambahkan bahwa apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana ini untuk memastikan bahwa kesiapan peralatan, ketersediaan bahan pangan, sumber daya manusia (SDM), serta kebutuhan yang diperlukan selama menghadapi cuaca ekstrem.
"Apel ini juga untuk menghindari risiko korban jiwa maupun harta benda, serta mengimbau kepada seluruh masyarakat terutama yang bermukim di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) maupun yang tinggal di daerah yang rawan Longsor untuk selalu waspada dan siaga dalam menghadapi musim penghujan tahun 2024-2025," ujarnya.
Untuk personel yang ikut dalam apel berjumlah 600 orang, merupakan gabungan dari BPBD, Polres, TNI, OPD teknis pendukung, perusahaan swasta, unsur relawan penanggulangan bencana, lembaga pendidikan, hingga personel kecamatan tangguh bencana.
Baca juga: BPBD Kudus sebar surat edaran untuk waspada bencana banjir dan longsor