Purwokerto (Antaranews Jateng) - Mahasiswa Institut Teknologi Telkom Purwokerto (ITTP) berhasil merancang alat pengukur PH air intensif pada budidaya lele berbasis internet yang siap untuk dikembangkan guna meningkatkan produksi para petani.
"Alat ini dirancang berdasarkan kejadian yang sering terjadi pada para petani lele intensif yang kesulitan dalam mengukur kadar derajat keasaman (pH) air," kata mahasiwi S1 Teknik Telekomunikasi IT Telkom Purwokerto, Dinda Wahyu Anggraeni di Purwokerto, Selasa.
Menurut dia, kadar pH air penting diperhatikan agar tidak terjadi kematian pada lele.
"Untuk itu saya merancang alat yang sederhana, tetapi memiliki kemampuan yang bisa menyesuaikan zamannya. Hal ini karena sistem yang digunakan dalam alat ini menggunakan internet sehingga petani bisa mengakses dimana saja, kapan saja, dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan data," katanya.
Dia juga menambahkan untuk komponen yang harus disediakan cukup terjangkau dan mudah didapat.
"Di antaranya alat pengukur pH air, komponen arduino uno, protokol HTTP dan MQTT, laptop maupun PC. Saya berharap apa yang saya buat ini mampu mengatasi dan menjadi solusi petani, serta penggemar ikan lele dalam pengamatan pH air pada kolam ikan lele intensif. Kedepannya juga saya siap untuk mengembangkan alat ini," katanya.
Dosen IT Telkom Purwokerto Herryawan Pujiharsono mengatakan alat yang diciptakan tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan.
"Alat ini potensial menjadi solusi para petani, peternak, penggemar ikan lele yang ingin membesarkan ikan tersebut dalam kolam insentif. Sering ditemukan permasalahan dalam pembesaran ikan lele tersebut salah satunya adalah dari kadar pH air dalam kolam, dengan bantuan alat ini menurut saya bisa menjadi solusinya, selain itu juga menggunakan sistem berbasis internet yang memudahkan mereka dalam mengontrol dari jarak jauh," katanya.
Dia mengatakan alat pengukur pH air yang digunakan pada kolam insentif ini jika diimplementasikan di masyarakat akan menjadi solusi cerdas.
"Tinggal bagaimana peranan pemerintah dan kepekaan masyarakat mau menerima alat ini atau tidak," katanya.