Dilansir Reuters, Senin, Wakil Presiden Apple untuk Keamanan Informasi, George Stathakopoulos, menulis dalam surat kepada komite perdagangan dan Senat bahwa Apple telah berulang kali menyelidiki hal tersebut.
Apple juga tidak menemukan bukti untuk poin utama artikel Bloomberg Businessweek, yang diterbitkan Kamis (4/10), yang menyebutkan bahwa chip di dalam server yang dijual ke Apple oleh Super Micro Computer memungkinkan untuk transmisi "pintu belakang" ke China.
"Alat keamanan milik Apple terus memindai untuk jenis lalu lintas keluar, karena menunjukkan adanya malware atau aktivitas jahat lainnya. Tidak ada yang ditemukan," tulisnya dalam surat yang diberikan kepada Reuters.
Stathakopoulos mengulangi pernyataan Apple bahwa dia tidak pernah menemukan chip atau kerentanan jahat yang sengaja ditanam di server mana pun atau telah dihubungi oleh Biro Investigasi Federal (FBI) tentang kekhawatiran tersebut.
Dia mengatakan akan bersedia bertemu staf Kongres untuk membahas masalah tersebut pekan ini.
Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris, Jumat (5/10), dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Sabtu (6/10), menyatakan bahwa mereka telah menemukan chip "pintu belakang" pada Apple.
Menanggapi pernyataan tersebut, surat dari Apple ini menegaskan bahwa lembaga-lembaga tersebut tidak memiliki alasan untuk meragukan penyangkalan dari Apple.
Pada Jumat (5/10), Bloomberg bertahan pada laporan mereka yang didasarkan pada 17 sumber anonim. Beberapa dugaan didasarkan pada beberapa akun atau bahkan sumber tunggal yang tidak disebutkan namanya, Apple mencatat dalam suratnya.
Juru bicara Bloomberg tidak segera menanggapi pertanyaan yang dikirim Reuters pada hari Minggu (7/10).