Umat Tri Dharma Banyumas Bersihkan Kelenteng Sambut Imlek
Banyumas, ANTARA JATENG - Umat Tri Dharma di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mempersiapkan sarana peribadatan untuk menyambut Tahun Baru Imlek 2568 yang jatuh pada tanggal 28 Januari 2017.
Salah satu persiapan yang dilakukan umat Tri Dharma berupa membersihkan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Boen Tek Bio, Banyumas, Sabtu.
Pembersihan itu tidak hanya dilakukan terhadap bangunan tempat ibadah atau yang dikenal dengan sebutan kelenteng, tetapi juga terhadap sarana peribadatan lainnya seperti alat sembahyang dan altar.
Selain itu, umat Tri Dharma juga memandikan sejumlah kimsin atau rupang para suci dengan menggunakan air yang dicampur bunga.
Prosesi pembersihan kelenteng dan memandikan kimsin tersebut setiap tanggal 24 bulan 12 tahun Imlek karena umat Tri Dharma meyakini Dewa Dapur beserta para suci pada tanggal tersebut naik ke langit sehingga mereka berani membersihkan patung atau rupang para suci.
Ketua TITD Boen Tek Bio Banyumas Bambang Setiawan mengatakan bahwa kegiatan membersihkan kelenteng dan sarana peribatan tersebut dikenal dengan sebutan jamasi.
"Seminggu sebelum Tahun Baru Imlek, umat melakukan jamasi atau membersihkan, memandikan patung para suci. Altar dan keperluan sembahyang lainnya dibersihkan menjelang Tahun Baru Imlek," jelasnya.
Menurut dia, tujuan dari jamasi adalah membuang kesialan, kekotoran, dan sebagainya yang terjadi pada tahun sebelumnya untuk menuju yang lebih baik dan bersih pada Tahun Baru Imlek 2568 atau Tahun Ayam.
Dia mengharapkan pada Tahun Ayam, seluruh umat manusia berani menghadapi kenyataan hidup dengan baik.
"Walaupun ayam ini sifatnya jago-jagoan, yang kita dambakan ini adalah ayam jantan, ibaratnya harus berani menghadapi kenyataan, berani membela kebenaran, dan bisa menyelesaikan dengan baik," katanya.
Lebih lanjut, Bambang mengatakan bahwa TITD Boen Tek Bio Banyumas sejak dahulu hingga sekarang tetap menghormati leluhur Kejawen (kepercayaan masyarakat Jawa, red.) khususnya yang ada di Banyumas.
Menurut dia, salah satu bentuk penghormatan terhadap leluhur Kejawen Banyumas berupa altar Mbah Kuntjung yang di dalamnya terdapat keris Mbah Kuntjung dan leluhur lainnya.
"Mbah Kuntjung itu salah satu panembahan di kota Banyumas. Beliau dibantu mbah-mbah sekalian yang ada di kota Banyumas ini untuk memberi pengayoman kepada warganya yang membutuhkan," katanya.
Selain Mbah Kuntjung, kata dia, TITD Boen Tek Bio Banyumas juga menghormati Dewa Sumur dengan urutan sebelah timur berupa mata air Sungai Serayu di Dataran Tinggi Dieng, sebelah selatan berupa Sumur Mas di Pendopo Duplikat Si Panji Banyumas, sebelah barat berupa Kalibening di Kebasen (Banyumas), sebelah utara berupa Sendang Ayom di Bumijawa (Tegal), dan sumur asli Banyumas.
Ia mengatakan bahwa umat Tri Dharma memohon kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar air dari lima sumber tersebut diberkati sehingga bisa mengayomi umat yang membutuhkan.
"Kami juga memiliki bangunan atau pendopo yang berbentuk joglo (bangunan tradisional Jawa, red.)," katanya.
Kelenteng Boen Tek Bio Banyumas merupakan kelenteng tertua di Kabupaten Banyumas dan diperkirakan dibangun pada tahun 1826.
Bangunan tersebut sempat digunakan sebagai gedung Sekolah Dwi Tunggal, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Banyumas, dan Sekolah Dasar Kristen Banyumas, hingga akhirnya digunakan sebagai kelenteng sejak 1960.
Akan tetapi, pada tanggal 23 Oktober 2012, bangunan kelenteng itu terbakar.
Bangunan baru Kelenteng Boen Tek Bio diresmikan pada tanggal 15 Mei 2016.
Salah satu persiapan yang dilakukan umat Tri Dharma berupa membersihkan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Boen Tek Bio, Banyumas, Sabtu.
Pembersihan itu tidak hanya dilakukan terhadap bangunan tempat ibadah atau yang dikenal dengan sebutan kelenteng, tetapi juga terhadap sarana peribadatan lainnya seperti alat sembahyang dan altar.
Selain itu, umat Tri Dharma juga memandikan sejumlah kimsin atau rupang para suci dengan menggunakan air yang dicampur bunga.
Prosesi pembersihan kelenteng dan memandikan kimsin tersebut setiap tanggal 24 bulan 12 tahun Imlek karena umat Tri Dharma meyakini Dewa Dapur beserta para suci pada tanggal tersebut naik ke langit sehingga mereka berani membersihkan patung atau rupang para suci.
Ketua TITD Boen Tek Bio Banyumas Bambang Setiawan mengatakan bahwa kegiatan membersihkan kelenteng dan sarana peribatan tersebut dikenal dengan sebutan jamasi.
"Seminggu sebelum Tahun Baru Imlek, umat melakukan jamasi atau membersihkan, memandikan patung para suci. Altar dan keperluan sembahyang lainnya dibersihkan menjelang Tahun Baru Imlek," jelasnya.
Menurut dia, tujuan dari jamasi adalah membuang kesialan, kekotoran, dan sebagainya yang terjadi pada tahun sebelumnya untuk menuju yang lebih baik dan bersih pada Tahun Baru Imlek 2568 atau Tahun Ayam.
Dia mengharapkan pada Tahun Ayam, seluruh umat manusia berani menghadapi kenyataan hidup dengan baik.
"Walaupun ayam ini sifatnya jago-jagoan, yang kita dambakan ini adalah ayam jantan, ibaratnya harus berani menghadapi kenyataan, berani membela kebenaran, dan bisa menyelesaikan dengan baik," katanya.
Lebih lanjut, Bambang mengatakan bahwa TITD Boen Tek Bio Banyumas sejak dahulu hingga sekarang tetap menghormati leluhur Kejawen (kepercayaan masyarakat Jawa, red.) khususnya yang ada di Banyumas.
Menurut dia, salah satu bentuk penghormatan terhadap leluhur Kejawen Banyumas berupa altar Mbah Kuntjung yang di dalamnya terdapat keris Mbah Kuntjung dan leluhur lainnya.
"Mbah Kuntjung itu salah satu panembahan di kota Banyumas. Beliau dibantu mbah-mbah sekalian yang ada di kota Banyumas ini untuk memberi pengayoman kepada warganya yang membutuhkan," katanya.
Selain Mbah Kuntjung, kata dia, TITD Boen Tek Bio Banyumas juga menghormati Dewa Sumur dengan urutan sebelah timur berupa mata air Sungai Serayu di Dataran Tinggi Dieng, sebelah selatan berupa Sumur Mas di Pendopo Duplikat Si Panji Banyumas, sebelah barat berupa Kalibening di Kebasen (Banyumas), sebelah utara berupa Sendang Ayom di Bumijawa (Tegal), dan sumur asli Banyumas.
Ia mengatakan bahwa umat Tri Dharma memohon kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar air dari lima sumber tersebut diberkati sehingga bisa mengayomi umat yang membutuhkan.
"Kami juga memiliki bangunan atau pendopo yang berbentuk joglo (bangunan tradisional Jawa, red.)," katanya.
Kelenteng Boen Tek Bio Banyumas merupakan kelenteng tertua di Kabupaten Banyumas dan diperkirakan dibangun pada tahun 1826.
Bangunan tersebut sempat digunakan sebagai gedung Sekolah Dwi Tunggal, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Banyumas, dan Sekolah Dasar Kristen Banyumas, hingga akhirnya digunakan sebagai kelenteng sejak 1960.
Akan tetapi, pada tanggal 23 Oktober 2012, bangunan kelenteng itu terbakar.
Bangunan baru Kelenteng Boen Tek Bio diresmikan pada tanggal 15 Mei 2016.