Jakarta Antara Jateng - Aplikasi Pet Lovers (PETO) tentang pemeliharaan hewan terlengkap di dunia dirilis Indonesia, sehingga memelihara hewan sekarang sudah menjadi lebih seru, semakin mudah dan banyak manfaatnya berkat adanya aplikasi PETO.
Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, pendiri PETO Ditya Nandiwardhana mengatakan, terbentuknya PETO bermula di pertengahan tahun 2015, ia menghubungi rekannya ketika S1 di ITB dulu, Elmo D Alfared, untuk bersama-sama mendirikan PETO International (PT PETO) yang bergerak di bidang hewan dan teknologi.
"PETO bertujuan membuat solusi berbasis teknologi agar semua pemilik hewan di seluruh dunia tidak perlu kesusahan lagi dalam mengurus hewan-hewan kesayangannya. Dengan hadirnya aplikasi PETO ini, flagship product dari PETO International sudah bisa dinikmati oleh kita semua," katanya.
Beberapa fitur PETO, yaitu "Find Owners Around You". Melalui fitur ini, pengguna bisa mencari sesama pengguna PETO yang ada di sekitarnya dan menambahkannya sebagai teman berdasarkan; jarak, jenis hewan yang dimiliki, gender hewan, dan bahkan gender pemiliknya.
"Chat dengan pet owners" sebagai fitur utama yang berbeda dari chatting platform pada umumnya adalah pengguna bisa mengirimkan broadcast message ke pemilik hewan terdekat yang relevan yang belum menjadi teman untuk keperluan mendesak bagi hewan kita, seperti penawaran adopsi anak-anak hewan peliharan kita.
Kemudian "Hump Game" yaitu aplikasi ini juga dilengkapi mini-game interaktif dimana kita dapat bermain sebagai hewan peliharaan pengguna untuk bertemu dan berinteraksi dengan hewan-hewan milik pengguna PETO lainnya.
"Rescue" yaitu fitur dengan menggandeng yayasan Animal Defenders, di sini PETO menyediakan platform donasi untuk mendanai kegiatan-kegiatan penyelamatan hewan yang mistreated dan terlantar.
"PETO saat ini juga sedang melakukan inisiasi kerjasama untuk mengajak kita bersama-sama mendukung kegiatan melestarikan hewan-hewan yang terancam punah. Ke depannya fitur ini juga dapat membantu untuk menemukan hewan-hewan kita yang hilang," demikian Ditya Nandiwardhana.