Jakarta, Antara Jateng - Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan
dedikasi Jimly Asshiddiqie terhadap bangsa dan negara patut diapresiasi
karena banyak memberikan inspirasi.
"Begawan
konstitusi yang kita kenal memiliki keahlian, kepiawaian, dan
pemikiran-pemikiran progresif di tengah perkembangan hukum dan
ketatanegaraan kita hari ini," katanya dalam peluncuran buku Jimly di
Jakarta, seperti dilansir keterangan tertulis MPR, Sabtu.
Zulkifli
juga berterimakasih atas jasa Jimly ketika amandemen UUD 1945, satu
kali empat tahap, pada tahun 1999 - 2002. "Saya sebagai ketua MPR dan
lembaga MPR mengucapkan apresiasi dan terimakasih atas kerjasama Prof
Jimly pada waktu itu," ujarnya.
Menurut
Zulkifli, pascareformasi konstitusi sekarang ini, siapa pun, dari
manapun, apapun sukunya, apapun agamanya, dan apapun latar belakangnya,
berhak memiliki cita-cita untuk menjadi apapun di negeri ini.
"Semua itu atas peran Prof Jimly (saat amandemen konstitusi)," kata politisi Partai Amanat Nasional tersebut.
Selain
itu, lanjut Zulkifli, pada awal-awal terbentuknya Mahmakah Konstutsi
hanya bermodalkan selembar surat SK. "MK belum punya kantor, tapi dengan
Prof Jimly menjadi Ketua MK, MK menjadi lembaga, yang teman-teman saya
bilang, adalah lembaga yang paling berkuasa," tuturnya.
Zulkifli
memberi contoh MK beranggotakan sembilan orang, tetapi dengan lima
hakim konstitusi, bisa menganulir putusan DPR yang beranggotakan 560
orang. "Dan yang hebat lagi, putusan MK sifatnya final dan mengikat.
Pokoknya keputusan MK harus dilaksanakan. Itulah MK," imbuhnya.
Ia
juga mengatakan, dewan Kehormatan KPU pada waktu dulu biasa-biasa saja.
"Tapi begitu Prof Jimly jadi ketua DKPP, semua orang (KPU daerah)
takut," ujarnya.
Dalam organisasi ICMI, tambah
Zulkifli, tidak ada yang mau menjadi ketua umum, tidak seperti jabatan
ketua yang selalu menjadi rebutan. "Tetapi karena ada Prof Jimly, semua
tidak ada yang mau jadi Ketua Umum ICMI. Prof Jimly juiga tidak mau jadi
ketua. Akhirnya kami paksa Prof Jimly jadi ketua iCMI," ucapnya.