"Dia (Pepi, red.) ada indikasi mau melakukan hal-hal yang tidak baik di dalam lapas karena berdasarkan laporan yang kami terima, dia mendoktrin yang ekstrem-ekstrem terhadap napi-napi yang lain. Kemudian, ada indikasi jika dia mau meracik bom molotov dan segala macam," katanya saat dihubungi Antara dari Cilacap, Selasa.
Hermawan mengatakan hal itu terkait dengan pemindahan Pepi Fernando dari Lapas Batu Ke Lapas Besi, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Senin (30/12) malam, yang sempat memicu ketegangan antara petugas dan para napi kasus terorisme.
Karena adanya indikasi-indikasi tersebut, kata dia, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) berinisiatif untuk memindahkan Pepi Fernando ke lapas lainnya yang masih berada di Pulau Nusakambangan, yakni dari Lapas Batu ke Lapas Besi yang dinilai lebih kondusif.
Akan tetapi, saat hendak dipindahkan, lanjut dia, terjadi perlawanan dari kelompok pendukung Pepi yang merupakan para napi kasus terorisme.
"Kami pun meminta bantuan Polres Cilacap sehingga Pepi Fernando dapat dipindahkan ke Lapas Besi. Sekarang, beberapa personel Polres Cilacap masih disiagakan di sana karena situasi kondisinya makin hari kayaknya semakin kurang bagus," kata dia yang pernah menjabat Kepala Lapas Batu.
Kendati demikian, Hermawan mengakui situasi di Lapas Batu pascapemindahan Pepi Fernando telah kondusif meskipun sempat terjadi ketegangan sehingga polisi terpaksa menembakkan gas air mata dan berusaha menenangkan napi-napi lainnya.

