Hampir semua produsen, pemain di pasar PC, merilis notebook ber-Windows 8, dan sebagian besar dari mereka mengkombinasikan fungsi laptop dan tablet berkat kemampuan layar sentuhnya.
Namun, biaya lisensi Windows 8 dan teknologi layar sentuh, ditambah kebutuhan performa lebih, "memaksa" vendor menyematkan harga jual yang relatif tinggi. Produk yang sejauh ini sudah beredar di pasar, harganya bisa di atas Rp7 jutaan.
ASUS mungkin ingin menghilangkan kesan itu, dengan meluncurkan VivoBook 200 dan mengklaim harganya yang hanya Rp4,9 juta--terjangkau--, terutama bagi pasar Indonesia.
Manager of Product Management & Marketing PT ASUS Indonesia Juliana Cen mengatakan, ASUS telah mempelajari gaya beli orang Indonesia, yang pada umumnya menginginkan sebuah laptop berperforma lebih tapi dengan harga murah.
Hal itu diperkuat dengan data lembaga penelitian dan survei IDC yang menyebutkan penjualan laptop di Indonesia masih didominasi laptop murah, dengan 80 persen berharga di bawah Rp8 juta.
Ada lima kunci yang mungkin menjadi kelebihan VivoBook 200, yaitu desain berlapis alumunium layaknya laptop-laptop premium atau ultrabook, layar yang telah mengadopsi teknologi layar sentuh, sistem operasi Windows 8, prosesor yang sudah menggunakan Intel Core-i dan harganya yang di bawah Rp5 juta.
"Bayangkan laptop di bawah Rp. 5 juta punya teknologi layar sentuh, body alumunium dan windows 8 yang sudah terinstal," kata Juliana ketika meluncurkan ASUS VivoBook di Jakarta belum lama lalu.
Ingin tahu "jeroan" VivoBook 200?
Desain
ASUS VivoBook 200 memiliki layar dan body yang terbuat dari polished alumunium dengan logo ASUS di tengahnya. Bentuknya ramping dengan tekstur body dan layar yang halus. Tebalnya hanya 2,17 cm dan bobotnya 1,3 kg, setidaknya tidak membuat punggung cepat pegal ketika menggendongnya dengan tas.
Lebar layarnya 11,6 inci dengan aspek rasio 16:9 dan resolusi 1366 x 768 pixel. Kartu grafisnya (VGA) menggunakan chip Intel HD Graphics 4000, cukup untuk mendukung layar LED-nya menampilkan gambar, video, dan gerakan game dengan smooth.
Kemampuan layar sentuhnya sangat responsif dan memudahkan kita berganti antarmuka ketika mengoperasikan Windows 8. Anda harus memasang cover pelindung pada layar sehingga tidak mudah tergores.
"VivoBook menawarkan pengalaman layar sentuh yang sangat responsif untuk pasar menengah ke bawah. Saat ini laptop layar sentuh hanya menyasar pasar premium," kata Juliana.
VivoBook memiliki ukuran trackpad yang besar dan responsif, tombol klik kiri dan kanan dibedakan dengan sebuah pemisah di bagian bawah. Tombol keyboard yang empuk dan jarak antartombol keyboard yang renggang membuat jari leluasa mengoperasikannya.
Sayangnya, trackpadnya yang begitu sensitif bisa menyusahkan anda ketika sedang menulis dokumen dan tidak sengaja menyentuhnya. ASUS juga tidak menyertakan disk drive optik untuk lebih mengurangi kerampingan dan berat bobotnya.
Ada ventilasi udara di bagian belakang dan di bawah untuk sirkulasi.
Di sisi kanan, ada port untuk kartu memori flah, untuk headphone, port usb 2.0, dan port VGA. Pada sisi Kiri, ada port untuk memasukan daya listrik (suplai daya baterai), port LAN, port HDMI, port USB 2.0, port kunci Kensington.
ASUS menghadirkan VivoBook dalam tiga pilihan warna, merah muda, kebiruan, dan silver.