Banjarnegara (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dinparbud) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mendukung rencana Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa yang akan memisahkan penyelenggaraan kegiatan Jaz Atas Awan dari agenda wisata budaya tahunan Dieng Culture Festival.
Kepala Dinparbud Kabupaten Banjarnegara Tursiman di Banjarnegara, Rabu, mengakui selama ini, pergelaran Jaz Atas Awan menjadi salah satu ikon dalam rangkaian kegiatan Dieng Culture Festival (DCF) yang setiap tahun digelar Pokdarwis Dieng Pandawa di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara.
Kendati demikian, pihaknya tidak mempermasalahkan pemisahan pergelaran Jaz Atas Awan dari Dieng Culture Festival yang direncanakan akan mulai dilakukan dalam DCF XV Tahun 2025.
"Saya kira itu (rencana pemisahan Jaz Atas Awan dari DCF, red.) hal yang tidak perlu dipermasalahkan, tidak ada masalah, karena untuk event-event yang akan digelar di sana barangkali memang kita sudah lebih cenderung pada pelestarian budaya dan sebagainya," kata dia menjelaskan..
Akan tetapi ke depan, pihaknya tetap menyiapkan kegiatan-kegiatan khusus yang bersifat hiburan meskipun bukan berupa untuk mendampingi kegiatan budaya yang menjadi agenda utama dalam pergelaran DCF.
Lebih lanjut, dia mengatakan dengan adanya pemisahan Jaz Atas Awan dari DCF akan menambah agenda kegiatan di Dataran Tinggi Dieng yang diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisata di kawasan wisata itu.
"Apalagi tahun ini kami menargetkan kunjungan wisatawan ke Dieng melampaui realisasi kunjungan wisata tahun 2024 yang mencapai kisaran 1,2 juta orang," kata Tursiman.
Sebelumnya, Ketua Pokdarwis Dieng Pandawa Alif Faozi mengatakan agenda DCF XV Tahun 2025 direncanakan akan digelar secara sederhana dengan lebih mengangkat budaya sebagai prioritas.
Dalam hal ini, pihaknya berencana memisahkan acara utama dalam rangkaian DCF berupa ruwatan anak berambul gimbal dan pergelaran budaya dengan acara-acara pendukungnya seperti Jaz Atas Awan.
"Memang kita sangat bersyukur karena Jaz Atas Awan sudah begitu diminati. Namun karena event ini adalah event salah satu pendukung dan sudah mulai besar, sehingga sudah saatnya kita pisah," katanya di Banjarnegara, Jumat (30/5).
Selain untuk mengembalikan budaya tradisional sebagai roh penyelenggaraan DCF, lanjut dia, pemisahan tersebut juga didasari oleh kritikan sejumlah pihak yang menyoroti pergelaran Dieng Culture Festival dalam beberapa tahun terakhir lebih banyak dihiasi pertunjukan modern.
"Bahkan, calon wisatawan sering kali menanyakan 'DCF tahun ini artisnya siapa' (artis yang tampil dalam pergelaran Jaz Atas Awan, red.), bukan menanyakan berapa anak berambut gimbal yang akan mengikuti ruwatan atau pencukuran rambut gimbal," katanya.
Menurut dia, rencana pemisahan pergelaran Jaz Atas Awan dari rangkaian kegiatan DCF sebenarnya sudah disuarakan sejak beberapa tahun lalu, namun belum bisa terealisasi.
"Mungkin tahun ini baru bisa terealisasi. Namun untuk waktu pelaksanaannya masih dalam pembahasan," katanya.
Baca juga: Banyumas siap gelar Baturrajazz