Kudus (ANTARA) - Penemuan fosil gajah purba di Situs Patiayam Desa Terban, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang kondisinya hampir utuh mulai dilakukan pencetakan fosil purba (casting fossil) untuk dibuatkan replikasi karena nantinya lokasi temuan dijadikan objek wisata.
"Dari hasil casting tersebut nantinya akan dibuatkan replika untuk ditempatkan di lokasi temuan. Sedangkan fosil asli akan disimpan di museum agar lebih awet dan tidak mudah rusak," kata Koordinator Lapangan Ekskavasi Fosil Gajah Purba Situs Patiayam Kudus Dama Qoriy Arjanto ditemui di sela-sela melakukan penggalian di petak 21 kawasan Situs Patiayam di Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Senin.
Ia mengungkapkan fosil gajah tersebut tidak memungkinkan ditempatkan di lokasi temuannya, karena berada di alam terbuka. Sedangkan proses pencetakannya baru berjalan tiga hari dan membutuhkan waktu hingga dua pekan.
Setelah proses penggalian fosil selesai, maka nantinya akan dibuatkan replika, display, dan papan informasi soal fosil gajah purba elephas hysudrindicus yang diperkirakan hidup antara 800.000 sampai 450.000 tahun yang lalu.
"Fosil gajah tersebut juga ditaksir hidup semasa dengan gajah purba lainnya berjenis stegodon yang fosilnya juga ditemukan di Situs Purbakala Patiayam," ujar Dama Qoriy Arjanto dari Departemen Arkeologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Untuk proses penggalian yang dimulai sejak 9 Juni dan akan berakhir pada 24 Juni 2025, kata dia, saat ini baru mencapai 25 persen. Sehingga perlu penggalian lebih dalam lagi.
Hasil sementara yang mulai nampak, kata dia, tulang-tulangnya, mulai dari tulang belakang, rusuk, kaki, lengan, gigi, dan rahang bawah.
"Keputusan dari para peneliti saat ini yaitu menampakkan terlebih dahulu fosil yang terpendam di dalam tanah. Selebihnya untuk pengangkatan, kami perlu mendiskusikannya bersama para peneliti lainnya," ujarnya.
Proyek ekskavasi tersebut, merupakan buah kerja sama dari sejumlah lembaga. Selain Center for Prehistory and Austronesian Studies (CPAS), juga melibatkan UGM, BRIN, Balai Pelestarian Kebudayaan, Yayasan Dharma Bakti Lestari, dan Museum Patiayam Kudus.
Dengan rencana tersebut, maka pengunjung tidak hanya sekadar melihat koleksi fosil purba yang ada, melainkan bisa langsung ke lokasi penemuan untuk mengetahui jenis lapisan tanahnya sehingga bisa menjadi bahan edukasi, terutama terhadap pelajar maupun mahasiswa.
Sementara jumlah temuan fosil purba dari Situs Patiayam hingga kini mencapai 10.147 fragmen, sedangkan yang dipamerkan melalui ruang pamer di museum baru 200-an fragmen.
Adapun fosil yang ditemukan di Situs Patiayam, mulai dari Stegodon Trigonochepalus (gajah purba), Elephas Sp (juga sejenis gajah purba), Ceruss Zwaani dan Cervus Lydekkeri Martin (sejenis rusa), dan Rhinoceros Sondaicus (badak). Kemudian ada Brachygnatus Dubois (babi), Felis Sp (macan), Bos Bubalus Palaeokarabau (sejenis kerbau), dan Bos Banteng alaeosondaicus, serta Crocodilus sp (buaya), hingga kapak genggam atau chopper.