Solo (ANTARA) - Mahasiswa berasal dari Kenya bernama Alwi Ahmed menjadi Duta Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jawa Tengah.
Alwy di Solo, Sabtu, mengaku memiliki kesan mendalam terhadap budaya Indonesia.
Ia juga mengungkapkan bangga menjadi bagian dari keluarga besar UMS, terutama melalui peran sebagai library ambassador.
"Di UMS saya menyebut manajemen perpustakaan sebagai yang terbaik. Saya merasa seperti bagian dari keluarga, seperti keluarga yang saling menguatkan. Saya benar-benar bisa merasakan cinta dari orang-orang yang datang ke sini. Ini momen yang luar biasa bagi saya berada di sini,” katanya.
Sebagai mahasiswa internasional, ia turut membagikan fun facts tentang negaranya, Kenya. Negara di kawasan Afrika Timur tersebut dikenal sebagai tanah kelahiran banyak atlet juara dunia, salah satunya Eliud Kipchoge, pelari maraton legendaris dunia.
"Fakta menyenangkan lainnya tentang Kenya adalah tempat terbaik untuk pariwisata. Jika Anda ingin tur ke Kenya, situs terbaik adalah kawasan margasatwa, tempat anda bisa bertemu singa, gajah, dan banyak satwa lainnya," katanya.
Baca juga: UMS terima SK pendirian dua prodi baru
Kenya juga memiliki frasa ikonik yang mendunia, Hakuna Matata, yang berarti tidak masalah.
"Terutama di kota saya, Mombasa, kami mengatakan Hakuna Matata untuk menenangkan dan menyemangati. Artinya, semuanya akan baik-baik saja," katanya.
Dalam perjalanan tinggal dan belajar di Indonesia, ia mengakui adanya perbedaan budaya yang cukup mencolok, terutama dalam hal penghormatan antar-individu.
"Di Indonesia, saya melihat tingkat rasa hormat yang lebih tinggi dibandingkan di negara saya, seperti bagaimana orang Indonesia menyapa satu sama lain. Tidak bisa memanggil langsung dengan nama. Orang Indonesia punya cara seperti menyebut bapak untuk yang lebih tua, atau mas dan mbak untuk yang lebih muda,” katanya.
Ia memberikan pesan kepada mahasiswa UMS lainnya untuk aktif berkontribusi selama masa studi.
"Sebelum meninggalkan UMS atau sebelum wisuda, lakukan kontribusi untuk kampus, seperti menjadi relawan, bergabung dalam ekstrakurikuler, atau UKM. Saya terinspirasi oleh kutipan KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, Hidup-hidupilah Muhammadiyah, dan jangan mencari hidup di Muhammadiyah. Artinya berkontribusilah dengan tulus," katanya.
Keberadaan mahasiswa, seperti Alwy Ahmed ini, membuktikan bahwa UMS tak hanya menjadi rumah bagi mahasiswa lokal, tetapi juga wadah pertumbuhan dan kolaborasi global yang mempererat persaudaraan antarbangsa.
Baca juga: UMS lepas lulusan terakhir Magister Profesi Psikologi
Baca juga: UMS perkuat koordinasi dengan media massa untuk dukung visibilitas kampus
Baca juga: Adab Pendidik: Pilar Abadi di Tengah Derasnya Arus Zaman