USM "host" Simposium FSTPT 2024, bahas masa depan transportasi RI
Semarang (ANTARA) - Universitas Semarang (USM) menjadi tuan rumah (host) Simposium Nasional XXVII Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT) pada 1--3 November 2024 di Auditorium Ir Widjiatmoko USM.
Simposium itu mengusung tema “Transportation Resilience for Indonesia’s Future” yang berfokus pada ketahanan transportasi Indonesia di era disrupsi teknologi.
Ketua FSTPT Andyka Kusuma ST MSc PhD menyampaikan bahwa acara ini menjadi ruang diskusi penting bagi para pakar dan dosen transportasi untuk bertukar wawasan mengenai adaptasi sistem transportasi dalam menghadapi perkembangan teknologi yang pesat.
“Kami berharap hasil penelitian yang dipresentasikan dapat dipublikasikan di jurnal FSTPT dan berkontribusi dalam pengembangan ilmu transportasi,” ujar Andyka.
Selain itu, Andyka mengapresiasi Universitas Semarang dan kolega yang berperan dalam penyelenggaraan acara, sembari berharap kegiatan ini semakin mempererat hubungan antar anggota FSTPT.
Selanjutnya, acara ini menyajikan lokakarya yang membahas lima tema penting, antara lain, “Penanganan Uji Laik Fungsi Jalan berdasarkan Pemeringkatan Bintang dalam Mencapai Keselamatan bagi Pengguna Jalan” disampaikan oleh Prof Ir Anastasia Caroline Sutandi MT PhD, yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pengguna jalan.
Kemudian diikuti oleh Andyka Kusuma yang membahas “Pengembangan Rencana Aksi Keselamatan Nasional” untuk memperkuat langkah-langkah keselamatan transportasi di Indonesia.
Selain itu, Ir R Sony Sulaksono Wibowo MT PhD membahas tema “Toll Road Policies and Management for Better Connectivity” dengan pendekatan kebijakan yang inovatif.
Lebih lanjut, Ir Sigit W Prasetya ST MT turut menjelaskan “Business Partner & Senior Solution Specialist PTV Group Asia-Pacific”, serta Ir Resdiansyah ST MT PhD membawakan tema “Nusantara Future Mobility; Green, Smart, and Sustainable Transportation.”
Sementara itu, Ketua Simnas FSTPT XXVII sekaligus Ketua LPPM USM, Prof Dr Ir Mudjiastuti Handajani MT, mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya acara ini yang diikuti para akademisi, praktisi, dan pakar transportasi dari seluruh Indonesia.
"Simposium ini terdiri dari empat rangkaian kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, dimulai dengan lokakarya yang diikuti 240 peserta. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan Rapat Anggota Tahunan (RAT) FSTPT yang dihadiri 153 anggota FSTPT dari perguruan tinggi negeri dan swasta," jelasnya.
"Pada hari kedua, Simposium Nasional FSTPT menghadirkan seminar nasional yang diikuti oleh berbagai tokoh nasional, akademisi, dan praktisi sebagai pembicara kunci.
Seminar nasional ini dihadiri oleh 153 peserta yang terdiri dari mahasiswa jenjang D3 hingga S3, dengan jumlah kertas kerja yang diajukan mencapai 256, dan sebanyak 156 kertas kerja atau paper diterima untuk dipresentasikan," lanjutnya.
Selanjutnya, Prof Mudjiastuti mengatakan kegiatan simposium ditutup dengan Semarang City Tour, yang dirancang untuk memperkenalkan para peserta pada budaya dan potensi wisata Kota Semarang.
"Tur ini sekaligus menutup rangkaian acara dengan mempererat hubungan dan kerjasama antara akademisi, pemerintah, dan industri dalam menjawab tantangan transportasi di masa mendatang," pungkasnya. ***
Simposium itu mengusung tema “Transportation Resilience for Indonesia’s Future” yang berfokus pada ketahanan transportasi Indonesia di era disrupsi teknologi.
Ketua FSTPT Andyka Kusuma ST MSc PhD menyampaikan bahwa acara ini menjadi ruang diskusi penting bagi para pakar dan dosen transportasi untuk bertukar wawasan mengenai adaptasi sistem transportasi dalam menghadapi perkembangan teknologi yang pesat.
“Kami berharap hasil penelitian yang dipresentasikan dapat dipublikasikan di jurnal FSTPT dan berkontribusi dalam pengembangan ilmu transportasi,” ujar Andyka.
Selain itu, Andyka mengapresiasi Universitas Semarang dan kolega yang berperan dalam penyelenggaraan acara, sembari berharap kegiatan ini semakin mempererat hubungan antar anggota FSTPT.
Selanjutnya, acara ini menyajikan lokakarya yang membahas lima tema penting, antara lain, “Penanganan Uji Laik Fungsi Jalan berdasarkan Pemeringkatan Bintang dalam Mencapai Keselamatan bagi Pengguna Jalan” disampaikan oleh Prof Ir Anastasia Caroline Sutandi MT PhD, yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pengguna jalan.
Kemudian diikuti oleh Andyka Kusuma yang membahas “Pengembangan Rencana Aksi Keselamatan Nasional” untuk memperkuat langkah-langkah keselamatan transportasi di Indonesia.
Selain itu, Ir R Sony Sulaksono Wibowo MT PhD membahas tema “Toll Road Policies and Management for Better Connectivity” dengan pendekatan kebijakan yang inovatif.
Lebih lanjut, Ir Sigit W Prasetya ST MT turut menjelaskan “Business Partner & Senior Solution Specialist PTV Group Asia-Pacific”, serta Ir Resdiansyah ST MT PhD membawakan tema “Nusantara Future Mobility; Green, Smart, and Sustainable Transportation.”
Sementara itu, Ketua Simnas FSTPT XXVII sekaligus Ketua LPPM USM, Prof Dr Ir Mudjiastuti Handajani MT, mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya acara ini yang diikuti para akademisi, praktisi, dan pakar transportasi dari seluruh Indonesia.
"Simposium ini terdiri dari empat rangkaian kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, dimulai dengan lokakarya yang diikuti 240 peserta. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan Rapat Anggota Tahunan (RAT) FSTPT yang dihadiri 153 anggota FSTPT dari perguruan tinggi negeri dan swasta," jelasnya.
"Pada hari kedua, Simposium Nasional FSTPT menghadirkan seminar nasional yang diikuti oleh berbagai tokoh nasional, akademisi, dan praktisi sebagai pembicara kunci.
Seminar nasional ini dihadiri oleh 153 peserta yang terdiri dari mahasiswa jenjang D3 hingga S3, dengan jumlah kertas kerja yang diajukan mencapai 256, dan sebanyak 156 kertas kerja atau paper diterima untuk dipresentasikan," lanjutnya.
Selanjutnya, Prof Mudjiastuti mengatakan kegiatan simposium ditutup dengan Semarang City Tour, yang dirancang untuk memperkenalkan para peserta pada budaya dan potensi wisata Kota Semarang.
"Tur ini sekaligus menutup rangkaian acara dengan mempererat hubungan dan kerjasama antara akademisi, pemerintah, dan industri dalam menjawab tantangan transportasi di masa mendatang," pungkasnya. ***