BPBD Cilacap salurkan air bersih untuk 5.715 keluarga
Cilacap (ANTARA) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Bayu Prahara mengatakan pihaknya telah menyalurkan air bersih untuk 5.715 keluarga yang terdiri atas 22.283 jiwa yang terdampak kemarau tahun 2024.
"Mereka tersebar di 37 dusun, 19 desa, 8 kecamatan yang terdampak kekeringan pada musim kemarau tahun 2024," kata Bayu Prahara didampingi Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Budi Setyawan di Cilacap, Jawa Tengah, Kamis.
Menurut dia, BPBD Kabupaten Cilacap hingga saat ini telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 118 tangki yang setara dengan 590.000 liter bagi warga yang terdampak kekeringan.
Ia mengatakan berdasarkan data, Desa Bojong di Kecamatan Kawunganten merupakan wilayah yang paling lama terdampak kekeringan.
"Bojong merupakan desa yang pertama kali mengajukan bantuan air bersih dan hingga saat ini masih mendapatkan bantuan," katanya menjelaskan.
Menurut dia, dampak kekeringan terluas berada di Kecamatan Kawunganten karena terdapat 5 desa yang terdampak disusul Kecamatan Patimuan dengan 4 desa yang terdampak.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihaknya telah mengusulkan bantuan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk membangun sumur bor di wilayah tersebut sebagai upaya penanganan jangka panjang.
"Kami juga mengimbau masyarakat untuk selalu berhemat dalam menggunakan air bersih karena saat sekarang merupakan puncak musim kemarau," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya akan terus menyalurkan bantuan air bersih bagi masyarakat di wilayah terdampak kekeringan.
Baca juga: BPBD: Wilayah terdampak kekeringan di Banyumas capai 28 desa
"Mereka tersebar di 37 dusun, 19 desa, 8 kecamatan yang terdampak kekeringan pada musim kemarau tahun 2024," kata Bayu Prahara didampingi Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Budi Setyawan di Cilacap, Jawa Tengah, Kamis.
Menurut dia, BPBD Kabupaten Cilacap hingga saat ini telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 118 tangki yang setara dengan 590.000 liter bagi warga yang terdampak kekeringan.
Ia mengatakan berdasarkan data, Desa Bojong di Kecamatan Kawunganten merupakan wilayah yang paling lama terdampak kekeringan.
"Bojong merupakan desa yang pertama kali mengajukan bantuan air bersih dan hingga saat ini masih mendapatkan bantuan," katanya menjelaskan.
Menurut dia, dampak kekeringan terluas berada di Kecamatan Kawunganten karena terdapat 5 desa yang terdampak disusul Kecamatan Patimuan dengan 4 desa yang terdampak.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihaknya telah mengusulkan bantuan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk membangun sumur bor di wilayah tersebut sebagai upaya penanganan jangka panjang.
"Kami juga mengimbau masyarakat untuk selalu berhemat dalam menggunakan air bersih karena saat sekarang merupakan puncak musim kemarau," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya akan terus menyalurkan bantuan air bersih bagi masyarakat di wilayah terdampak kekeringan.
Baca juga: BPBD: Wilayah terdampak kekeringan di Banyumas capai 28 desa