Pemkot Pekalongan relokasi warga terdampak proyek
Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, melakukan relokasi dan penataan perumahan baru kepada 20 warga terdampak proyek yang berada di tepian Sungai Lodji, Kampung Bugisan.
Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Sabtu, mengatakan bahwa progres penataan dan relokasi warga Kampung Bugisan ke lokasi hunian baru di Kelurahan Klego berjalan sesuai target.
"Alhamdulillah, proses penataan dan relokasi ini disambut baik oleh warga. Relokasi ini dilakukan sebagai upaya memberikan tempat tinggal yang layak bagi warga melalui program Tuku Lemah Oleh Omah (Beli tanah dapat rumah, red.)," katanya.
Menurut dia, pihaknya sudah menganggarkan Rp16 miliar untuk penataan kawasan kumuh Kampung Bugisan seperti untuk pembangunan jalan lingkungan, drainase, jaringan air bersih, jaringan air limbah dari rumah tangga, tempat pengelolaan sampah terpadu, dan ada stasiun pompa.
"Adapun, untuk hunian baru bagi 20 warga terdampak proyek itu kini sudah dalam tahap pembangunan. Selain telah dialokasikan Rp16 miliar, kami juga mendapatkan bantuan partisipasi tanggung jawab sosial perusahaan PT Bank Jateng dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dengan jumlah total Rp28 miliar," katanya.
Dikatakan, hunian baru 20 warga terdampak proyek Kampung Bugisan dibuat dengan desain yang sama dan dibangun dua lantai dengan ukuran 3 meter kali 6 meter.
Tentunya bangunan itu cukup layak dan aman untuk mereka tempati dibandingkan hunian sebelumnya, apalagi sertifikat rumah juga resmi dikeluarkan langsung dari Badan Pertanahan Nasional.
"Dari relokasi ini, warga secara swadaya membeli tanah. Akan tetapi, proses sertifikatnya dibantu oleh BPN dan pemkot membantu prasarana dan sarana utilitas umum seperti jalan, saluran, sanitasi, dan dari pemerintah provinsi membantu membangunkan rumah barunya," katanya.
Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Sabtu, mengatakan bahwa progres penataan dan relokasi warga Kampung Bugisan ke lokasi hunian baru di Kelurahan Klego berjalan sesuai target.
"Alhamdulillah, proses penataan dan relokasi ini disambut baik oleh warga. Relokasi ini dilakukan sebagai upaya memberikan tempat tinggal yang layak bagi warga melalui program Tuku Lemah Oleh Omah (Beli tanah dapat rumah, red.)," katanya.
Menurut dia, pihaknya sudah menganggarkan Rp16 miliar untuk penataan kawasan kumuh Kampung Bugisan seperti untuk pembangunan jalan lingkungan, drainase, jaringan air bersih, jaringan air limbah dari rumah tangga, tempat pengelolaan sampah terpadu, dan ada stasiun pompa.
"Adapun, untuk hunian baru bagi 20 warga terdampak proyek itu kini sudah dalam tahap pembangunan. Selain telah dialokasikan Rp16 miliar, kami juga mendapatkan bantuan partisipasi tanggung jawab sosial perusahaan PT Bank Jateng dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dengan jumlah total Rp28 miliar," katanya.
Dikatakan, hunian baru 20 warga terdampak proyek Kampung Bugisan dibuat dengan desain yang sama dan dibangun dua lantai dengan ukuran 3 meter kali 6 meter.
Tentunya bangunan itu cukup layak dan aman untuk mereka tempati dibandingkan hunian sebelumnya, apalagi sertifikat rumah juga resmi dikeluarkan langsung dari Badan Pertanahan Nasional.
"Dari relokasi ini, warga secara swadaya membeli tanah. Akan tetapi, proses sertifikatnya dibantu oleh BPN dan pemkot membantu prasarana dan sarana utilitas umum seperti jalan, saluran, sanitasi, dan dari pemerintah provinsi membantu membangunkan rumah barunya," katanya.