Magelang (ANTARA) - Sebanyak 230 perempuan Kota Magelang menerima program pendampingan usaha berupa pinjaman tanpa agunan dan bunga untuk pengembangan modal usaha senilai Rp500.000 per orang.
"Selamat kepada ibu-ibu yang dapat kesempatan, juga mahasiswa sebagai pendamping. Ini sebuah rezeki, sebanyak 230 orang yang semuanya wanita ini sudah terseleksi. Pesan saya, manfaatkan dengan sebaik-baiknya," kata Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang di Magelang, Senin.
Ia mengatakan hal itu saat penyerahan secara simbolis pinjaman berasal dari kolaborasi Pemkot Magelang, Bank Jateng, PKK, Koperasi Bhakti Wanita, Hipmi Kota Magelang, dan Universitas Tidar (Untidar) guna menyejahterakan keluarga melalui pemberdayaan perempuan itu, di Pendopo Pengabdian Rumah Jabatan Wali Kota Magelang.
Ia menyebut 230 orang itu kemudian dibagi beberapa kelompok. Setiap kelompok dengan anggota 10 orang.
Pengembalian pinjaman, katanya, memakai sistem "tanggung renteng" sehingga setiap kelompok harus kompak dan saling mendukung.
Ketua BPC Hipmi Kota Magelang Raja Ghani Irsyadi Binar menjelaskan 102 mahasiswa Untidar bertugas sebagai koordinator dan pendamping penerima pinjaman selama enam bulan.
Selain itu, mahasiswa memberikan edukasi tentang pengelolaan dana dan alokasi pendanaan.
Menurut dia, mahasiswa mempunyai andil penting dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
"Saat ini, sebagai mahasiswa dengan usia yang masih muda saatnya mencari 'jeneng' atau nama terlebih dahulu. Selanjutnya akan dapat 'jenang' sebagai bonus misalnya uang, jabatan, dan sebagainya," katanya.
Rektor Untidar Sugiyarto mengatakan ada dua kelompok dominan pada forum ini, yakni kelompok ibu dan pemuda (mahasiswa) di mana interaksi keduanya menjadi harapan besar untuk memajukan ekonomi kerakyatan.
"Kita punya harapan besar, anak muda (mahasiswa) ini yang akan mendampingi ibu-ibu sekalian. Selain dapat arahan sesuai kemampuan selaku Hipmi, tapi juga ada proses belajar. Kita ikuti konsep Jawa 'ilmu kelakone kanthi laku', mempraktikkan apa yang dilakukan, teori dan praktik bisa 'matching', dari interaksi ini maka akan muncul ilmunya," katanya.