Purwokerto (ANTARA) - Sikap pantang menyerah ditunjukkan salah seorang peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Nayla Rahma Nur Aziizi, siswa asal Desa Sidakangen, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga.
Meskipun kondisinya cukup kesulitan akibat sakit, Nayla tetap semangat mengikuti tes UTBK pada hari terakhir gelombang I, Selasa siang, yang dilaksanakan di Laboratorium Riset Terpadu Unsoed, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Oleh karena kondisinya yang tidak memungkinkan naik ke lokasi ujian di Ruang Komputer II yang berada di lantai tiga, anak pasangan Sigit Yusmanto dan Indah Werdiningrum itu melaksanakan tes UTBK dari dalam mobil.
Ditemui saat mendampingi anaknya melaksanakan tes, Sigit Yusmanto mengatakan Nayla mengalami kram perut hebat pada Sabtu (4/5), sehingga dibawa ke rumah sakit terdekat untuk dirawat.
Berdasarkan diagnosis awal, kata dia, Nayla mengalami masalah pencernaan dan menjalani rawat inap di RS At-Tin Purbalingga sejak Sabtu (4/5) sampai Senin (6/5)
Baca juga: FISIP Unsoed dan BorIIS Universiti Malaysia Sabah perkuat kerja sama
"Tensinya drop, demam, dan lemas, sehingga disarankan opname (rawat inap, red.) saat itu juga," jelasnya.
Saat Nayla menjalani rawat inap, Sigit teringat jika anaknya akan melaksanakan tes UTBK di Unsoed, sehingga dia berinisiatif menelepon panitia UTBK Unsoedpada Senin (6/5) siang untuk mengabarkan kondisi putrinya itu dan mencari informasi dispensasi atau keringanan pelaksanaan tes.
Menurut dia, pihak panitia UTBK Unsoed mengonfirmasi bahwa Nayla akan dibantu untuk tetap dapat mengikuti tes UTBK.
Sigit pun berkonsultasi dengan dokter yang merawat anaknya untuk menanyakan apakah Nayla diperbolehkan ikut tes UTBK.
"Dokter sebenarnya menyarankan agar Nayla tetap dirawat dulu dan tidak merekomendasikan untuk ujian, apalagi Nayla waktu itu masih diinfus. Namun anak saya tetap ingin ikut UTBK, sehingga kami mengajukan pulang dari rumah sakit atas permintaan sendiri. Dari panitia UTBK Unsoed juga bersedia memfasilitasi dan tetap melayani anak saya dengan kondisi sakit," ungkapnya.
Baca juga: Unsoed raih terbaik kedua penyelenggaraan SAKIP
Menurut dia, Nayla yang merupakan siswa SMA 2 Purwokerto itu memilih tes UTBK Unsoed dengan program studi yang dipilih berupa Jurusan Teknologi Industri Pertanian di UGM sebagai pilihan pertama dan Ilmu Gizi di Unsoed sebagai pilihan kedua.
Ia mengharapkan perjuangan anaknya yang pantang menyerah dapat membuahkan hasil.
"Semoga anak saya diterima di program studi yang dia pilih. Anaknya semangat, dan dia sudah berjuang maksimal meskipun kondisinya sakit seperti ini," ujar Sigit.
Ketua Panitia UTBK Unsoed Dr. Noor Farid, M.Si. mengatakan pihaknya tetap memfasilitasi peserta yang sakit sebagai salah satu komitmen Unsoed memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengakses pendidikan tinggi.
Menurut dia, data peserta sudah tercatat di Laboratorium Riset dan berdasarkan peraturan, peserta tidak diperbolehkan berpindah lokasi ujian.
"Semua data sudah terekam di data panitia pusat sehingga jika pindah lokasi ujian malah khawatir bermasalah nantinya," tegasnya..
Melihat kondisi peserta, kata dia, panitia UTBK Unsoed sudah berkoordinasi dengan panitia pusat maupun pihak terkait dan menyiasati persoalan teknis pelaksanaan ujian atas nama Nayla.
"Panitia menyediakan laptop kepada peserta dihubungkan secara langsung dengan server UTBK. Selain itu, peserta tetap didampingi pengawas," kata Noor Farid.
Ditemui sesaat sebelum pelaksanaan tes UTBK, Nayla tampak bersemangat mengikuti tes UTBK. Dia duduk di dalam mobil sambil sesekali melihat ke arah orang tuanya yang duduk agak jauh dari mobil.
Baca juga: Unsoed cabut peraturan rektor terkait besaran UKT 2024
Baca juga: Pantia Pusat UTBK Unsoed selenggarakan sosialisasi UTBK 2024
"Mohon doa dari semuanya, semoga saya lulus ya," katanya sumringah.