Klaten (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyapa ratusan nasabah Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) binaan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Rabu.
Pada kegiatan tersebut, Presiden Jokowi tiba di Gedung Grha Bung Karno Klaten pukul 14.50 WIB didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Keduanya terlihat kompak menggunakan baju atasan warna putih dengan celana panjang hitam.
Jokowi menyampaikan rasa senang atas perkembangan jumlah nasabah PNM.
"Saya ingat di tahun 2015-2016, nasabah PNM baru kurang lebih 400.000 di seluruh tanah air. Sekarang sudah 15,2 juta. Artinya PNM ini berguna sehingga semuanya ingin menjadi nasabah PNM Mekaar," katanya.
Sebagian nasabah juga menambah jumlah pinjaman yang awalnya Rp2 juta ada yang sudah Rp10 juta, bahkan Rp15 juta. Presiden meminta para nasabah agar disiplin mengangsur pinjaman.
"Nanti kalau ibu-ibu semuanya disiplin mengangsur, semangat kerja keras berusaha akan meningkat lagi. Setelah itu bisa naik ke kakaknya PNM yang namanya BRI. Mau ambil Rp100 juta silahkan, Rp5 miliar silahkan, BRI siap," katanya.
Meski demikian, ia terus mengingatkan para nasabah mengembalikan pinjaman secara disiplin.
"Yang penting itu, nggak apa-apa kalau memang pasarnya ada, bisa jual, bisa produksi kenapa tidak. Saya pernah mengalami tahun 1988 dari nol, kemudian menjualnya di Solo, tahun kedua bisa jual ke Jakarta. Tahun ketiga saya sudah bisa ekspor," katanya.
Pada kesempatan itu, Presiden juga sempat melihat berbagai produk nasabah Mekaar PNM. Menurut dia, produk-produk yang dihasilkan cukup bersaing dan memiliki kualitas yang baik.
"Saya optimistis nasabah PNM Mekaar paling tidak separuh saja bisa naik kelas, dari pengusaha mikro jadi kecil, kecil jadi menengah, menengah jadi besar akan sangat membantu perekonomian keluarga kita dan perekonomian nasional kita," katanya.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan saat ini jumlah nasabah Mekaar PNM di Jawa Tengah sudah mencapai 1,9 juta dan lebih dari 15 juta nasabah secara nasional. Sedangkan khusus di Kabupaten Klaten sekitar 58.000 nasabah.
"Kami ada di 6.165 kecamatan dan 435 kabupaten/kota. Masih ada PR kami untuk bisa memberikan akses pembiayaan dan pendampingan agar masyarakat bisa melakukan aktivitas produktif," katanya.