Semarang (ANTARA) - Sebanyak sembilan guru besar baru Universitas Negeri Semarang (Unnes) dikukuhkan sehingga menambah deretan profesor yang dimiliki universitas berwawasan konservasi tersebut.
Rektor Unnes Prof. S Martono, dalam pernyataannya di Semarang, Kamis, merasa bangga atas pengukuhan sembilan profesor baru tersebut yang akan semakin memperkuat kajian keilmuan Unnes ke depan.
Dengan bertambahnya sembilan profesor baru, saat ini Unnes memiliki total sebanyak 122 guru besar dari berbagai fakultas yang dimiliki.
Menurut Rektor, penambahan jumlah profesor merupakan indikasi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki.
Selain itu, kata dia, penambahan profesor juga mencerminkan peningkatan kapasitas Unnes dalam menjalankan tridharma perguruan tinggi, yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat.
Sembilan guru besar baru Unnes itu, terdiri atas dua profesor dari Fakultas Hukum, dua orang dari Fakultas MIPA, kemudian Fakultas Ilmu Keolahragan (FIK), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Teknik, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), dan FISIP masing-masing satu orang.
Mereka adalah Prof Bambang Priyono dari FIK, merupakan ahli pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang menciptakan pembelajaran inovatif, kreatif, dan menyenangkan, Prof Dewi Sulistianingsih dari FH adalah pakar ilmu hukum kontrak yang menggagas solusi melalui penyelesaian di luar pengadilan dengan dasar kesepakatan yang dikukuhkan dalam perjanjian kontrak.
Lalu, Prof Rodiyah dari FH adalah ahli perancangan perundang-undangan dan beberapa kali dipercaya menjadi saksi ahli dalam sejumlah kasus besar, Prof Amir Mahmud adalah Dekan FEB Unnes yang dikenal karena pengalamannya dalam manajemen remunerasi, dan tergabung dalam forum tim remunerasi perguruan tinggi negeri se-Indonesia.
Kemudian Prof Malarsih dari FBS merupakan pakar seni tari yang menciptakan sebuah inovasi tari yang mencerminkan kondisi diri dan kehidupan sosial budaya masyarakat, Prof Saiful Ridlo dari FMIPA adalah ahli evaluasi pembelajaran biologi, dengan memodifikasi model pembelajaran "flipped" yang didasari kesadaran mengembalikan pola pikir pendidik dari paradigma education 4.0 menuju education 5.0.
Berikutnya Prof Dwi Yulianto dari FMIPA adalah pakar pendidikan fisika yang mengembangkan sebuah model pembelajaran yang dikenal dengan Task Action Learning Model berpendekatan STEM untuk memfasilitasi pengembangan keterampilan belajar abad 21.
Selanjutnya Prof Wirawan Sumbodo adalah Dekan FT Unnes yang dikenal sebagai pakar teknik mesin yang telah memiliki beragam hak atas kekayaan intelektual, antara lain desain sepeda listrik berbasis CAD, mesin pembuat bubur kertas dengan tabung bersirip pengarah, dan perangkat rem regeneratif elektrik-pneumatik.
Terakhir, Prof Ngabiyanto dari FISIP adalah ahli bidang kebijakan publik yang kini menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Sistem Informasi Unnes.*
Baca juga: Mahasiswa S2 PEP Unnes laksanakan KKL ke BBGP Jabar