PPK Ormawa Unsoed dampingi KWT Desa Papringan terapkan pertanian terintegrasi
Kegiatan ini mendapatkan pendanaan dari Kemdikbudristek, dukungan universitas, serta pihak lainnya
Banyumas (ANTARA) - Desa Papringan merupakan salah satu desa dengan jumlah ternak sapi terbanyak di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Jumlah ternak yang banyak tentu menghasilkan limbah yang tak sedikit pula, sehingga perlu diolah agar tidak mencemari lingkungan.
Di sisi lain, beberapa lahan di Desa Papringan merupakan lahan marjinal dengan tipe tanah ultisol dan lahan tadah hujan. Artinya, lahan tersebut membutuhkan peran teknologi pengolahan agar produktif, dan penambahan bahan organik berupa pupuk juga sangat diperlukan agar tanaman yang dibudidayakan bisa menghasilkan sesuai harapan.
Permasalahan tersebut mendapat respons positif dari Kelompok Mahasiswa Pencinta Alam atau MPPA Carya Bhuana Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.
Kelompok mahasiswa ini telah memulai pendampingan sejak 2021 melalui Program Holistik Pembinaan Dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) yang berfokus pada pengolahan limbah kotoran ternak menjadi pupuk organik.
Kini, pendampingan tersebut berlanjut dengan program Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) Tahun 2023. MPPA Carya Bhuana mengembangkan kegiatan pertanian terintegrasi dengan mendampingi Kelompok Wanita Tani (KWT) Seruni Indah Desa Papringan.
Ketua Tim PPK Ormawa Carya Bhuana Bambang Raino Zaenab mengatakan program tersebut merupakan salah satu program pemberdayaan organisasi mahasiswa yang berbasis pengabdian masyarakat.
Menurut dia, Tim PPK Ormawa Carya Bhuana beranggotakan Gian Jati Mada, Guyup Astuti, Hafif Luqman Hakim, Kevin Zaki Prabowo, Mahendra Alfiqih, Muhammad Arfian Praniza, Muhammad Iqbal, M. Syarif Hidayatuloh, Naufal Ihsandifa Lestyaputra, Rainy Giftamarini, Rani Alja Putri, Rizal Trianto, Salsa Shahra Shahita, dan Saofi Amalia, serta didukung oleh Ni Wayan Anik Leana, S.P., M.P. selaku dosen pembimbing
Baca juga: Mahasiswa Unsoed manfaatkan limbah agronomi sekam padi menjadi biochar
"Kegiatan ini mendapatkan pendanaan dari Kemdikbudristek, dukungan universitas, serta pihak lainnya sebagai partnership atau sponsorship dengan judul Sekolah Tani Seruni Indah: Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Melalui Integrated Farming untuk Meningkatan Ketahanan Pangan di Desa Papringan," jelasnya
Menurut dia, pertanian terintegrasi merupakan sistem pertanian yang menggabungkan beberapa sektor seperti pertanian, peternakan, serta sektor lain berupa perkebunan, perikanan, dan kehutanan sebagai solusi untuk meningkatkan produktivitas lahan dan konservasi lingkungan.
Ketua KWT Seruni Indah Nani mengaku senang sekali mendapat pendampingan tentang pemanfaatan pupuk dari kotoran ternak, budi daya sayuran organik, tanaman obat, tambulampot, hidroponik, dan budi daya lele dengan pakan maggot.
"Semua itu merupakan hal baru, sehingga kami senang dapat mengenal dan mempraktikkan pertanian terintegrasi," ungkapnya
Sementara itu, Kepala Desa Papringan Atam mengatakan pihaknya mendukung kegiatan tersebut, salah satunya dengan peminjaman lahan bengkok desa untuk kegiatan KWT Seruni Indah.
Salah seorang anggota Tim PPK Ormawa Carya Bhuana Mahendra Alfiqih mengharapkan program yang dilaksanakan dapat memberikan dampak yang positif bagi anggota KWT.
"Semoga hasil kegiatan pertanian terintegrasi ini bisa bermanfaat untuk anggota KWT sebagai sumber pangan sehat keluarga dan syukur-syukur bisa meningkatkan perekonomian KWT," tegasnya.
Baca juga: Akademikus Unsoed harapkan situasi tetap kondusif
Baca juga: Mahasiswa Unsoed lakukan penelitian terhadap lumbung paceklik adat Bonokeling
Di sisi lain, beberapa lahan di Desa Papringan merupakan lahan marjinal dengan tipe tanah ultisol dan lahan tadah hujan. Artinya, lahan tersebut membutuhkan peran teknologi pengolahan agar produktif, dan penambahan bahan organik berupa pupuk juga sangat diperlukan agar tanaman yang dibudidayakan bisa menghasilkan sesuai harapan.
Permasalahan tersebut mendapat respons positif dari Kelompok Mahasiswa Pencinta Alam atau MPPA Carya Bhuana Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.
Kelompok mahasiswa ini telah memulai pendampingan sejak 2021 melalui Program Holistik Pembinaan Dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) yang berfokus pada pengolahan limbah kotoran ternak menjadi pupuk organik.
Kini, pendampingan tersebut berlanjut dengan program Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) Tahun 2023. MPPA Carya Bhuana mengembangkan kegiatan pertanian terintegrasi dengan mendampingi Kelompok Wanita Tani (KWT) Seruni Indah Desa Papringan.
Ketua Tim PPK Ormawa Carya Bhuana Bambang Raino Zaenab mengatakan program tersebut merupakan salah satu program pemberdayaan organisasi mahasiswa yang berbasis pengabdian masyarakat.
Menurut dia, Tim PPK Ormawa Carya Bhuana beranggotakan Gian Jati Mada, Guyup Astuti, Hafif Luqman Hakim, Kevin Zaki Prabowo, Mahendra Alfiqih, Muhammad Arfian Praniza, Muhammad Iqbal, M. Syarif Hidayatuloh, Naufal Ihsandifa Lestyaputra, Rainy Giftamarini, Rani Alja Putri, Rizal Trianto, Salsa Shahra Shahita, dan Saofi Amalia, serta didukung oleh Ni Wayan Anik Leana, S.P., M.P. selaku dosen pembimbing
Baca juga: Mahasiswa Unsoed manfaatkan limbah agronomi sekam padi menjadi biochar
"Kegiatan ini mendapatkan pendanaan dari Kemdikbudristek, dukungan universitas, serta pihak lainnya sebagai partnership atau sponsorship dengan judul Sekolah Tani Seruni Indah: Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Melalui Integrated Farming untuk Meningkatan Ketahanan Pangan di Desa Papringan," jelasnya
Menurut dia, pertanian terintegrasi merupakan sistem pertanian yang menggabungkan beberapa sektor seperti pertanian, peternakan, serta sektor lain berupa perkebunan, perikanan, dan kehutanan sebagai solusi untuk meningkatkan produktivitas lahan dan konservasi lingkungan.
Ketua KWT Seruni Indah Nani mengaku senang sekali mendapat pendampingan tentang pemanfaatan pupuk dari kotoran ternak, budi daya sayuran organik, tanaman obat, tambulampot, hidroponik, dan budi daya lele dengan pakan maggot.
"Semua itu merupakan hal baru, sehingga kami senang dapat mengenal dan mempraktikkan pertanian terintegrasi," ungkapnya
Sementara itu, Kepala Desa Papringan Atam mengatakan pihaknya mendukung kegiatan tersebut, salah satunya dengan peminjaman lahan bengkok desa untuk kegiatan KWT Seruni Indah.
Salah seorang anggota Tim PPK Ormawa Carya Bhuana Mahendra Alfiqih mengharapkan program yang dilaksanakan dapat memberikan dampak yang positif bagi anggota KWT.
"Semoga hasil kegiatan pertanian terintegrasi ini bisa bermanfaat untuk anggota KWT sebagai sumber pangan sehat keluarga dan syukur-syukur bisa meningkatkan perekonomian KWT," tegasnya.
Baca juga: Akademikus Unsoed harapkan situasi tetap kondusif
Baca juga: Mahasiswa Unsoed lakukan penelitian terhadap lumbung paceklik adat Bonokeling