Semarang (ANTARA) - Kehadiran BPJS Kesehatan sudah banyak dirasakan manfaatnya oleh sebagian besar penduduk di Indonesia, khususnya mereka yang rutin menggunakan pelayanan kesehatan dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Program JKN yang sudah berjalan hampir satu dekade ini membuktikan bahwa program ini terbukti telah membuka akses lebih besar kepada masyarakat untuk mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan.
Hal ini lah yang dirasakan oleh Mustakim (51), dirinya sangat menyambut baik atas hadirnya program JKN di Indonesia.
Pria yang berprofesi sebagai buruh rosok mengaku baru mengetahui bahwa dirinya telah terdaftar sebagai peserta JKN setelah dirinya dikunjungi oleh petugas dari BPJS Kesehatan Cabang Ungaran.
“Sejujurnya saya sempat kaget ketika ada petugas dari BPJS Kesehatan Cabang Ungaran mendatangi rumah saya untuk melakukan pengecekan apakah saya sudah menerima surat pemberitahuan bahwa saat ini saya telah terdaftar sebagai peserta JKN yang dibiayai oleh pemerintah, karena sampai di hari itu belum ada surat yang datang ke rumah saya,” ungkap Mustakim.
Pada kesempatan yang sama, dirinya juga mengatakan bahwa petugas dari BPJS Kesehatan Cabang Ungaran ketika mendatangi rumahnya tidak hanya melakukan pengecekan surat pemberitahuan saja, tetapi juga memberikan penjelasan tentang program JKN.
“Petugas yang mendatangi rumah saya begitu baik, saya diberikan penjelasan bahwa saat ini BPJS Kesehatan sudah tidak lagi melakukan cetak kartu JKN, jadi ketika akan berobat di fasilitas kesehatan (faskes) hanya menunjukan Kartu Tanda Penduduk (KTP) saja. Saya juga diberitahu dimana saya terdaftar di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP),” kata Mustakim.
Selain itu, dirinya juga mendapatkan informasi terkait dengan pengisian skrining riwayat kesehatan yang dapat diakses di FKTP terdaftar, dimana nanti akan ada petugas dari FKTP yang membantu untuk pengisian skrining riwayat kesehatannya.
Mustakim yang merupakan warga Desa Kebonharjo Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal ini merasa bersyukur menjadi peserta JKN dari segmen penerima bantuan iuran (PBI) dari pemerintah. Dirinya mengungkapkan dengan begitu, ia merasa tenang karena telah mendapatkan jaminan perlindungan kesehatan dari BPJS Kesehatan.
“Dengan mendapatkan jaminan kesehatan dari program JKN yang dibiayai oleh pemerintah saat ini saya tidak begitu khawatir apabila suatu saat saya harus berobat ke fasilitas kesehatan (faskes),” imbuh Mustakim.
Menurut Mustakim, banyak diantara tetangga di sekitar tempat tinggalnya yang sudah lebih dulu menjadi peserta JKN dari berbagi segmen, baik dari segmen peserta bukan penerima upah (PBPU) mandiri, peserta penerima upah (PPU) dari sebuah badan usaha maupun peserta PBI.
“Di lingkungan tempat tinggal saya sudah banyak yang menjadi peserta JKN, ada yang benar-benar belum pernah menggunakannya di faskes dan ada yang sudah menggunakannya. Diantara tetangga saya yang sudah memanfaatkan di faskes tingkat pertama ataupun di rumah sakit semuanya merasa terbantu sekali dengan hadirnya program JKN, karena begitu besar manfaatnya,” ujar Mustakim.
Meskipun sudah menjadi peserta JKN, Mustakim tetap berharap dirinya beserta anggota keluarganya selalu diberikan kesehatan karena memiliki jiwa dan tubuh yang sehat merupakan rezeki yang tidak ternilai harganya. Bahkan ia juga menaruh harapan besar kepada program JKN ini, karena begitu besar manfaatnya bagi kesehatan masyarakat di Indonesia.
“Saya beserta keluarga saya berharap selalu diberikan kesehatan meskipun sekarang kami telah terdaftar sebagai peserta JKN. Saya juga berharap semoga program JKN ini terus berjalan di negara ini, tidak bisa dibayangkan apabila diantara warga yang kurang mampu tidak memiliki jaminan kesehatan masih harus memikirkan biaya pengobatan yang begitu besar,” tutup Mustakim. ***