Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kota Magelang ingin mempertahankan predikat sebagai Kota Toleran dan meningkatkan indeks kota toleran (IKT) tahun 2023 dengan upaya memasifkan pemahaman di sekolah-sekolah di wilayah itu.
Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz di Magelang, Jumat, menyampaikan Pemkot Magelang berkomitmen dengan berbagai upaya agar toleransi tetap terjaga di tengah masyarakat yang multikultural.
"Kami akan lebih memasifkan, walaupun sebelumnya sempat ada salah paham soal penerimaan peserta didik baru (PPDB) tingkat SMP tahun lalu yang disebut ada peristiwa intoleran. Tapi sebetulnya itu tidak terjadi karena semua agama diberi kesempatan yang sama dan itu ada juknisnya," katanya.
Menurut SETARA Institute, tahun 2021 Kota Magelang berada di peringkat enam Kota Toleran di Indonesia. Selanjutnya, kota ini berada di peringkat 10 nasional tahun 2022.
Ia menyampaikan toleransi adalah sikap yang sudah terbentuk masyarakat Kota Magelang sejak dulu, maka toleransi antarsesama harus terus ditumbuhkan sejak dini.
Aziz mencetuskan sekolah kebhinekaan yang akan diterapkan di sekolah-sekolah di Kota Magelang.
"Tentang toleransi kita coba masukkan ke pendidikan. Di tahun ini lebih belajar tentang sekolah kebhinekaan. Mungkin nanti dengan Perwal, itu kita akan coba susun," katanya.
Menurut dia pihaknya akan intensif memberikan sosialisasi tentang pentingnya toleransi pada masyarakat, termasuk di sekolah-sekolah berbasis keagamaan.
"Saya akan ke Sekolah Bhakti Tunas Harapan (SBTH) Magelang, untuk sharing dan memberikan materi di sana. Kemudian juga di sekolah yang berbasis keagamaan, yang akan kita dorong agar tahu bahwa di luar itu ada agama dan kepercayaan lain. Itu yang kita tekankan," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang, Imam Baihaqi mengatakan, selama ini pihaknya telah menjalankan program-program pembentukan karakter anak, di antaranya adalah pendidikan keagamaan. Oleh karena itu dia optimistis sekolah kebhinekaan dapat diterapkan di sekolah-sekolah di wilayah ini.
"Di setiap sekolah sudah ada kegiatan yang mengakomodir sesuai agama masing-masing. Kita tidak menyisihkan, misalnya ketika ada kegiatan agama Islam, kemudian agama lain disisihkan, tidak seperti itu," katanya.
Bahkan, tahun ini Indeks Iklim Kebhinekaan Sekolah Kota Magelang peringkat 1 se-Jawa Tengah. Indeks Kebhinekaan adalah satu indikator dalam Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), disamping literasi, numerasi dan indeks lainnya.
"Jadi ada survei di sekolah-sekolah, bagaimana wujud toleransi siswa terhadap teman-temannya. Kita dapat nomer 1 artinya toleransi di sekolah kita sudah bagus," katanya.
Anggota Komisi C DPRD Kota Magelang Y. Ig Marjinu menyatakan, secara umum PPDB di Kota Magelang tahun 2023/2024 sudah bagus, baik SD sampai SMP. Dia pun meminta agar dipertahankan pada PPDB di tahun-tahun berikutnya.
"Untuk PPDB tahun ini sudah bagus, dan semua untuk SMP dan SD. Kalau kemarin itu hanya terfokus pada satu sekolah, yang lain tidak. Kalau sekarang sudah diperbarui, sudah baik pelaksanaanya, bagus pokoknya harus dipertahankan. Sehingga Kota Magelang sebagai Kota Toleransi bisa dipertahankan," katanya.
Ketua Satgas Kota Toleran Kota Magelang, Catur Adi Subagyo mengutarakan, proses toleransi di Kota Magelang sudah tumbuh dan berkembang secara alami sejak dulu. Pihaknya meminta pejabat kunci dan stakeholder untuk mendukung agar IKT Kota Magelang meningkat.
Catur menyebutkan, ada empat variabel yang menentukan IKT yakni regulasi pemerintah kota, tindakan pemerintah, regulasi sosial, dan demografi agama.