Semarang (ANTARA) - Jumlah dokter masih di bawah standar kebutuhan di Indonesia yang ditetapkan oleh WHO, yaitu 1 dokter banding 1.000 penduduk.
Mengacu standar Badan Kesehatan Dunia itu maka Indonesia masih kekurangan 130 ribu dokter.
Dibukanya Fakultas Kedokteran UIN Walisongo juga menjawab atas kebutuhan dokter tersebut. Caranya, dengan berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan dokter di Indonesia. Ini juga wujud
UIN Walisongo sebagai universitas kemanusiaan.
Demikian dijelaskan Rektor UIN Walisongo Prof. Dr. Imam Taufiq di sela kunjungan Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas di Fakultas Kedokteran UIN Walisongo Semarang pada Minggu (14/5/2023).
Sebanyak 41 dokter sudah bergabung menjadi tenaga pengajar di Fakultas Kedokteran UIN Walisongo.
Bergabungnya 41 dokter ini menunjukkan komitmen UIN Walisongo dalam membuka Fakultas Kedokteran UIN Walisongo. Adapun tahapan selanjutnya adalah upaya percepatan pembukaan Fakultas.
dr.Sugeng Ibrahim, M.Biomed,AAM menjadi Dekan Fakultas Kedokteran di bawah pimpinan Rektor UIN Walisongo Prof. Imam Taufiq, M.Ag.
Melihat persiapan Fakultas Kedokteran yang sudah dilakukan, Menteri Agama mengharapkan dilakukan percepatan persiapan Fakultas Kedokteran. Gus Yaqut juga berharap agar Fakultas Kedokteran UIN Walisongo tidak hanya baik namun bisa unggul.
Rektor UIN Walisongo menyampaikan, “Bergabungnya 41 dokter dengan UIN Walisongo merupakan komitmen kami untuk mewujudkan Fakultas Kedokteran."
Sebelumnya, UIN Walisongo sudah bekerja sama dengan rumah sakit pendidikan Dibukanya Fakultas Kedokteran merupakan upaya UIN Walisongo untuk menjadi kampus kemanusiaan dan peradaban.
"Kami ingin berkontribusi di tengah kondisi Indonesia yang masih kekurangan jumlah dokter serta menghasilkan dokter yang unggul, humanis, dan beradab," ujarnya.
Dekan Fakultas Kedokteran UIN Walisongo dr.Sugeng Ibrahim, M.Biomed,AAM menyampaikan , "Distingsi dari Fakultas Kedokteran UIN Walisongo memiliki arah ke regenerative medicine. Mengajarkan mahasiswa tentang stem cell atau sel punca ke depannya."
Tujuan selanjutnya adalah penjaminan kesehatan. Harapannya lulusan dokter bisa menjadi case mix manager yang nantinya bisa menjembatani antara dokter klinis dan BPJS sesuai dengan ketentuan BPJS.
"Dokter lulusan UIN Walisongo adalah dokter yang unggul, humanis dan beradab," ujarnya .
Sebelumnya, UIN Walisongo sudah bekerja sama dengan RSUD dr. Gondo Suwarno sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran, didukung dengan Rumah Sakit Nasional Diponegoro, Rumah Sakit Jiwa Daerah DR. Amino Gondohutomo dan RSUD dr.Adhyatama, MPH. Tugurejo sebagai rumah sakit pendidikan afiliasi.
Laboratorium terpadu juga sudah siap, juga ruang manekin, laboratorium biolologi sel dan bioteknologi, laboratorium biokimika, farmakologi, dan patologi klinik, laboratorium histologi dan patologi anatomi, laboratorium mikrobiologi dan parasitologi.
Fakultas Kedokteran UIN Walisongo juga dilengkapi dengan 14 ruang clinical skill laboratorium, 2 ruang kelas klasikal , 1 teater dengan kelengkapan 18 manekin osce standar berkelas terbaik. ***

