Semarang (ANTARA) - "Gantungkan cita-citamu setinggi langit. Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang" peribahasa tersebut sepertinya menggambarkan sosok Tiara Andini, peraih medali emas pada Sea Games ke-31 di Hanoi, Vietnam.
Berliku jalan yang dilalui anak ketiga dari lima bersaudara, warga Kota Semarang ini, dalam mencapai karir puncaknya pada kejuaraan balap sepeda untuk kategori downhill di ajang Sea Games dan Asian Games.
Tiara pernah bekerja sebagai satpam sebuah perusahaan di Kota Semarang untuk mewujudkan mimpinya, sebelum akhirnya dirinya mendapat panggilan untuk mengikuti training camp (TC) persiapan Asian Games di Malang, Jawa Timur.
"Saat itu sudah teken kontrak kerja tiga bulan. Kerja sudah berjalan dua bulan, kemudian diminta untuk ikut training camp. Saat itu kan tidak pernah latihan, tetapi sama orang tua diminta mencoba dan akhirnya berangkat ke Malang," cerita Tiara.
Mimpi yang tinggi
Kecintaan Tiara Andini ke dunia olahraga tidak serta merta tertambat di sepeda, karena sosok atlet Bulutangkis ganda putra Indonesia yang juga orang Semarang Almarhum Rian Sukmawan, dirinya awalnya memilih Bulutangkis.
Kesuksesan Rian Sukmawan, menjadikan Tiara yang saat itu masih duduk di bangku SD bermimpi menjadi atlet Bulutangkis. Berbagai latihan dia tekuni, namun hal itu hanya berlangsung setahun setelah tempat yang biasa latihan pindah.
Menginjak bangku SMP, Tiara yang memiliki darah olahragawan dari kedua orang tuanya yang sama-sama pemain voli, memilih ekstrakurikuler olahraga dan dia dipilih mewakili sekolah untuk ikut dalam Pekan Olahraga Daerah serta Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Tolak Peluru.
Tiara menceritakan dirinya mulai masuk dunia sepeda saat SMA dengan menjajal roodbike dan BMX, hingga masuk ke Downhill untuk usia pemula dan akhirnya bisa masuk ke kelas prestasi atau elite.
Mimpi yang terwujud
Keinginan yang kuat dari Tiara untuk mewujudkan mimpinya pun berbuah manis dengan berturut-turut membawa harum nama Indonesia. Di tahun 2016 Tiara berhasil menjadi juara pertama pada Women Elite Over All Series Indonesia DH.
Tahun 2017 meraih juara pertama pada Women Elite Over All Series Indonesa DH; juara ketiga pada Women Elite Asia Championship Xuancheng, China. Tahun 2018 meraih juara ketiga pada Women Elite Asia Championship Cebu, Filipina; dan juara pertama pada Women Elite Asian Games XVIII Jakarta (Palembang).
Prestasi Tiara terus diukir, pada tahun 2019 meraih juara pertama pada Women Asia Mountain Bike Kuching Malaysia; juara pertama pada Women Elite Over All Series; juara kedua pada Sea Games 30th Philippines.
"Tahun 2020, bertepatan dengan tingginya COVID-19, tidak ada kejuaraan dilanjutkan dengan tahun 2021 berhasil menjadi juara kedua pada Women Elite National Championship, Garut, Jawa Barat," katanya.
Di tahun 2022, Tiara pun kembali meraih emas setelah menjadi juara pertama pada kejuaraan Women Sea Games 31th di Vietnam dan dari pencapaian-pencapaian tersebut merupakan puncak tertinggi dalam kejuaraan yang ada.
Tiara mengaku telah berhasil mencapai titik tertinggi pencapaian dengan meraih emas pada Sea Games dan Asian Games. Tidak adanya level di atasnya selain Sea Games dan Asian Games, menjadikan Tiara bersiap "menggantungkan helm" dari dunia sepeda.
"Sea Games dan Asian Games adalah paling tertinggi, sudah mentok tidak ada lagi. Mungkin kalau di Olimpiade ada cabor balap downhill, mungkin saya masih semangat balap," kata Tiara yang menyampaikan kabar dirinya akan menikah pada 3 Juli 2022 di Masjid Agung Semarang, Jawa Tengah.
Jari patah H-2 Sea Games
Untuk mencapai prestasi tersebut, diakui Tiara tidak mudah. Apalagi untuk kelas downhill masuk dalam kategori cabang olahraga yang berbahaya, ditambah track yang dilaluinya penuh tantangan dan berlomba kecepatan.
"Kami dituntut untuk cepat beradaptasi dan cepat membaca track yang akan kami hadapi. Kami hanya diberi waktu dua jam dalam 1 hari untuk menjajal track dan keesokan harinya langsung kejuaraan," katanya.
Pada Sea Games di Filiphina Tahun 2019, saat latihan H-2 sebelum kejuaraan, Tiara terjatuh saat latihan menjajal track dan mengakibatkan cidera, jari kelingking tangan kirinya patah.
Keinginan yang kuat untuk membawa nama harum Indonesia, menjadikan Tiara tetap maju dalam kejuaraan dengan jari kelingking diikat dan meminum obat pereda nyeri. Meskipun dalam kondisi cidera, Tiara berhasil meraih perak dengan posisi juara kedua Sea Games 30th Philippines.
Tidak hanya jari kelingking tangan kirinya, pada latihan yang beda, Tiara juga mengalami cidera pada jari telunjuk tangan kanannya patah dan hal itu tidak menyurutkannya untuk fokus meraih prestasi.
Dukungan untuk atlet
Keberhasilan para atlet tersebut, bagi PT Wahana Inti Utama selaku pemegang merek dagang sepeda Patrol & Dominate dan importir sepeda Trek di Indonesia merupakan hasil yang luar biasa dan patut mendapatkan apresiasi.
"Kami menghargai proses perjuangan atlet kita yang telah bekerja keras untuk meraih podium dan WIUCyling Gravity Racing menjadi tempat berkumpulnya pembalap DH terbaik Indonesia dengan sederet prestasi nasional dan internasional," kata Yongki Kristanto, selaku Marketing Head PT Wahana Inti Utama ditemui di Semarang, Sabtu (18/6/2022).
Yongki menegaskan bahwa Tiara Andini merupakan pembalap DH wanita terbaik tidak hanya di Asia Tenggara tapi juga di level Asia dan terbukti di Asian Games 2018, berhasil menjadi yang tercepat dan meraih medali emas di kelas Women Elite DH.
Dalam sejarah balap DH Asia, kata Yongki, pencapaian pembalap sepeda asal Semarang ini sungguh luar biasa dan belum terpecahkan oleh pembalap Asia lain hingga saat ini.
Terkait Tiara yang akan pensiun dari atlet balap sepeda, Yongki mengaku menghormati keputusan tersebut dan pihaknya tengah mempersiapkan dua calon penggantinya meskipun dibutuhkan waktu untuk mereka siap.
Dalam kesempatan tersebut WIUCycling menyerahkan 1 unit sepeda Patrol E-Five kepada Tiara Andini dan 1 unit sepeda Trek Checkpoint SL untuk Andy Yoga sebagai bentuk apresiasi atas raihan prestasi keduanya.
"Luar biasa dukungan WIU, sehingga saya bisa mendapat medali perak di SEA Games 2022 Vietnam, semoga saya bisa meraih medali Emas di SEA Games berikutnya," kata Andy Yoga yang menceritakan rutinitas setiap harinya selalu berlatih dan berlatih.
Mimpi Tiara yang ia gantungkan berbuah manis, karena selepas pensiun dirinya akan fokus pada usahanya dengan kebun sawitnya. Sementara Andy Yoga yang menargetkan emas, mendapatkan perak dan terus akan mengejarnya pada kejuaraan mendatang.
Prestasi dua atlet tersebut, menjadi salah satu bukti pribahasa gantungkan prestasimu setinggi langit menjadi nyata. Sukses terus para atlet Indonesia dengan masa depan yang gemilang setelah purna tugas dari dunia olahraga.