Batang (ANTARA) - Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi M. Fanshurullah Asa mengusulkan perlu adanya percepatan alokasi gas dan kepastian permintaan (demand) di Jawa Tengah, terutama untuk memenuhi kebutuhan di Kawasan Industri Terpadu Kabupaten Batang yang saat ini masih rendah.
"Guna meningkatkan permintaan, apabila dimungkinkan juga perlu dibangun pabrik pupuk yang akan meningkatkan serapan gas sebesar 100 juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day)," katanya dalam siaran pers di Batang, Minggu.
Fanshurullah Asa yang akrab disapa Ifan mengatakan bahwa saat terobosan (groundbreaking), head of agreement (HoA) sudah siap sehingga mestinya sudah berjalan sekarang ini.
Konsesi 30 tahun berlaku dalam proyek ini, kata dia, kalau pipa gas besar dan permintaannya tinggi, maka peluang titik impas (break even point) bisa lebih cepat, tidak sampai mencapai 30 tahun.
"Oleh karena, kami berharap Bupati Batang berkenan menyambut dan mewujudkan usulan kami. Nanti pasokan gas diambil dari Lapangan Utilisasi Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) Bojonegoro yang dikelola Pertamina EP Cepu (PEPC) yang sedang disiapkan, saya berharap 100 MMSCFD," katanya.
Menurut dia, dengan harga gas yang lebih murah, maka industri akan muncul dan serapan tenaga kerja akan signifikan.
"Karena itu, tolong salam dan sampaikan Gubernur Jateng untuk terus membantu mendorong pipa Cisem bisa segera terwujud, BPH Migas sangat perlu penguatan dari pimpinan wilayah" katanya.
Menanggapi hal tersebut Bupati Batang H Wihaji menyatakan pemkab berkomitmen bahwa Kawasan Ekonomi Khusus atau Kawasan Industri Terpadu Batang menjadi kawasan yang ramah bagi investor.
"Para investor dari dalam maupun luar negeri, datang ke Batang akan kita layani sebaik-baiknya dan Kabupaten Batang akan dapat berbagai keuntungan, terutama pada masalah lapangan pekerjaan," katanya.
Wihaji mengatakan hal ini adalah bagian dari semangat untuk mengadakan lompatan-lompatan, meski kondisi pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi.
"Semangatnya adalah merah putih, semata-mata untuk kepentingan Indonesia. Adapun terkait rencana lompatan-lompatan besar ini lah, tentu kami memerlukan arahan," katanya.
Anggota Komisi VII DPR RI Ridwan Hisjam mengingatkan berdasar keputusan rapat dengan Gubernur Jateng pada 11 Agustus 2020, di Semarang telah disepakati bahwa akhir September 2020 persiapan pembangunan pipanisasi Cirebon-Semarang harus sudah dapat berjalan dengan baik.
"Kami meminta PT Rekind dan PT PGN (Persero) lebih meningkatkan sinergi agar pembangunan pipa Cisem segera terealisasi sehingga potensi terjadi kemacetan dapat dihindari," katanya.
Berita Terkait
BPH Migas dan PGN tinjau pembangunan Jargas di Sleman
Jumat, 10 Maret 2023 17:21 Wib
BPH UMP: Nikmati waktu pensiun untuk mengabdi dan beribadah
Kamis, 23 Februari 2023 12:49 Wib
Marwan Jafar usulkan BPH Migas punya daya eksekusi dalam pengawasan
Rabu, 10 Agustus 2022 15:54 Wib
BPH Migas dan PGN laksanakan uji petik Jargas di area Jateng-Jatim
Sabtu, 4 Juni 2022 10:56 Wib
Pertamina Cilacap siap hadapi peningkatan permintaan BBM saat lebaran
Selasa, 29 Maret 2022 16:30 Wib
BPH Migas: Kontraktor proyek pipa gas Cirebon-Semarang masih sanggup garap
Selasa, 11 Agustus 2020 19:52 Wib
Kaji biaya capex, BPH Migas gandeng UGM
Jumat, 19 Oktober 2018 18:12 Wib
Iran: Pencabutan Sanksi Angkat Produksi Minyak Satu Juta Bph
Kamis, 4 Juni 2015 8:15 Wib