Jakarta (ANTARA) - Piala Thomas dan Uber 2020 diragukan bisa digelar sesuai rencana pada 3-11 Oktober di Aarhus, Denmark, setelah beberapa negara memutuskan menarik diri karena kekhawatiran terhadap kemungkinan terpapar COVID-19 yang belum mereda.
Hingga saat ini, setidaknya ada enam negara yang memutuskan menarik diri dari kejuaraan tersebut, yaitu Indonesia yang merupakan unggulan teratas, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Australia, dan Rusia.
Menanggapi kondisi tersebut, Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) pun mengusulkan opsi pembatalan atau penundaan.
Baca juga: Indonesia mundur dari Piala Thomas & Uber 2020
“Jika jumlah negara yang mundur bertambah, saya rasa (Federasi Bulu Tangkis Dunia) memiliki dua opsi, membatalkan atau menunda turnamen di kemudian hari,” kata General Secretary BAM Kenny Goh, dikutip AFP, Senin.
Hal senada disampaikan pebulu tangkis tunggal putri asal India Saina Nehwal yang berniat tampil pada kejuaraan tersebut. Ia mempertanyakan keputusan menggelar turnamen di tengah pandemi.
“Apakah cukup aman untuk mengadakan turnamen saat ini?” kata dia.
Baca juga: Korsel mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020
Piala Thomas dan Uber 2020 sebelumnya telah mengalami dua kali penundaan. Turnamen tersebut akan menjadi kejuaraan internasional pertama sejak Maret lalu ketika pandemi menghentikan seluruh agenda turnamen bulu tangkis.
Hingga saat ini, baik pihak penyelenggara maupun BWF belum memutuskan terkait nasib kelanjutan turnamen beregu putra dan putri itu.
Namun apabila Piala Thomas dan Uber 2020 benar-benar dibatalkan, itu akan menjadi pukulan besar bagi kebangkitan bulu tangkis dunia, mengingat kegiatan tersebut disebut menjadi perhelatan terakbar setelah penangguhan Olimpiade Tokyo ke tahun depan.
Baca juga: Australia susul Thailand mundur dari Piala Thomas & Uber 2020
Baca juga: Malaysia padukan pemain muda dan berpengalaman di Piala Thomas/Uber