Temanggung (ANTARA) - Inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Pertamina bersama Pemkab Temanggung, Jawa Tengah, Rabu, menemukan puluhan tabung elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram yang penggunaannya tidak tepat sasaran oleh pengusaha makanan.
Sidak gabungan tersebut menemukan 38 tabung elpiji bersubsidi di usaha Catering Laksana dan 24 tabung elpiji bersubsidi di tempat usaha pembuatan makanan ringan Cakra.
"Kegiatan ini merupakan sidak rutin bersinergi antara Pertamina dengan pemerintah daerah ada Bagian Perekonomian, Disperindagkop, Satpol PP, dan kepolisian untuk mengawasi penggunaan elpiji 3 kilogram, karena itu merupakan barang bersubsidi," kata Sales Eksekutif LPG Rayon 8 Kedu, Dimas Aji Karisma Cakra.
Ia menuturkan temuan ini merupakan salah satu permasalahan yang ada, cukup banyak ditemukan penggunaan elpiji tabung tiga kilogram tidak tepat sasaran, dari dua lokasi di Temanggung sudah ada 60an tabung.
"Dalam tiga kali sidak di rayon Kedu yang terdiri atas enam kabupaten/kota kurang lebih ada 200an tabung 3 kilogram yang penggunaannya tidak tepat sasaran," katanya.
Baca juga: Pertamina menemukan puluhan elpiji subsidi salah sasaran
Ia menuturkan sasaran sidak, antara lain rumah makan, usaha menengah, usaha besar yang tidak lagi masuk kriteria usaha mikro.
"Kami datangi usaha-usaha yang memang sudah tidak masuk kriteria mikro tetapi masih menggunakan elpiji 3 kilogram," katanya.
Ia menyampaikan jika dalam sidak ditemukan penggunaan tabung 3 kilogram tidak tepat sasaran langsung dilakukan trande in, yakni dua tabung ukuran 3 kilogram ditukar dengan satu tabung ukuran 5,5 kilogram.
"Kalau sidak pertama kita trande in, kalau sidak kedua mereka masih menggunakan tabung 3 kilogram akan kita tarik seluruh tabung 3 kilogram tersebut," katanya.
Kasubbag Produksi Daerah Bagian Perekonomian Setda Temanggung Rahma Ningrum Widi Apsari mengatakan kegiatan ini merupakan sidak kedua di dua tempat usaha tersebut maka tidak ada toleransi lagi.
"Pada sidak pertama, kita sudah trade in dan sidak kedua masih menggunakan maka kita tarik semua. Solusinya kita tukar dengan refil harga murah, biasanya beli satu tabung ukuran 5,5 kilogram sekitar Rp300,000an, ini kita tukar dua tabung hijau dengan satu pink dan hanya dikenakan isi ulangnya saja. Sebenarnya kalau sudah di trade in ditarik tidak masalah karena sudah ada perjanjiannya," katanya.
Baca juga: Kembali disidak, rumah makan di Solo masih gunakan elpiji bersubsidi
Baca juga: Sidak, Pertamina temukan rumah makan gunakan elpiji bersubsidi