Solo (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) kembali melakukan sidak penggunaan elpiji subsidi di sejumlah rumah makan di Kota Solo, Kamis.
Pada kegiatan tersebut, Pertamina bekerja sama dengan sejumlah instansi, di antaranya Dinas Perdagangan Kota Surakarta, Satpol PP, dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas).
Di salah satu lokasi sidak, yaitu Rumah Makan Selat Solo Tenda Biru, tim gabungan tersebut mendapati 22 tabung elpiji subsidi yang masih digunakan.
Sebagai tindak lanjut, Pertamina memberikan kelonggaran dengan fasilitas penukaran berupa dua tabung elpiji melon kosong dengan elpiji brightgas ukuran tabung 5,5 kg.
"Dari 22 tabung gas itu kami ganti dengan 11 tabung brightgas 5,5 kg. Pada kegiatan ini kami sekaligus mengimbau pemilik usaha agar beralih menggunakan gas nonsubsidi," kata Sales Executive LPG Pertamina MOR IV wilayah Soloraya Adeka Sangtraga.
Baca juga: Sejumlah rumah makan di Solo masih gunakan elpiji subsidi
Sementara itu, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Elpiji 3 Kg, dikatakannya, usaha yang tergolong menengah ke atas tidak lagi diperbolehkan menggunakan elpiji subsidi tersebut.
"Oleh karena itu, pada kegiatan sidak ini kami sekaligus memberikan sosialisasi kepada pemilik usaha yang ketahuan masih menggunakan elpiji subsidi," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pengembangan Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Surakarta Kristiana mengatakan pemerintah mendukung langkah penindakan yang dilakukan oleh PT Pertamina.
"Kalau kami kan sifatnya hanya memberikan pembinaan, kalau penindakan tetap ranahnya Pertamina," katanya.
Meski demikian, dikatakannya, Disdag berupaya terus melakukan sosialisasi kepada para pedagang agar kesadaran mereka tumbuh dengan menggunakan elpiji nonsubsidi.
"Kalau tidak ada sosialisasi kan kasihan pedagang, masa' tiba-tiba kena sidak begitu," katanya.
Pemilik warung makan Joko Susanto mengaku lebih memilih menggunakan elpiji ukuran tabung 3 kg karena lebih murah.
"Lebih murah, selain itu mendapatkannya juga lebih mudah dan tidak berat saat dibawa," katanya.
Baca juga: Pertamina pastikan penyaluran elpiji 3 kg tak berlebihan