Magelang (ANTARA) - "Shomae", karya inovatif siswa SMK Negeri 1 Kota Magelang, memudahkan para ibu rumah tangga menjemur pakaian karena mendeteksi hujan dan panas.
"Jadi kalau ada alat ini ibu-ibu tidak perlu panik, kalau hujan atau hari gelap, jemuran bisa masuk rumah sendiri. Kalau panas bisa keluar sendiri," kata Yovi Satria, salah satu siswa pencipta "Shomae" itu dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang yang diterima di Magelang, Minggu.
Karya unik dan inovatif itu sempat mencuri perhatian para tamu undangan yang hadir pada Musrenbang RKPD Kota Magelang di Pendopo Pengabdian komplek Rumah Dinas Walikota Magelang, Rabu (20/3.
Shomae yang singkatan dari Smarthome Renewable Energy itu berupa rangkaian elektronik yang membantu seseorang, terutama kaum ibu, yang sering khawatir dengan jemuran pakaian karena hujan dan panas.
Alat ini bertumpu pada sensor yang bisa mendeteksi air dan cahaya. Dua sensor diletakkan di atap rumah, kemudian dihubungkan pada rel dan tali jemuran.
Cara kerjanya, katanya, jika sensor membaca adanya cahaya maka rel otomatis akan bergerak mendorong tali jemuran ke area luar dan sebaliknya jika sensor mendeteksi air hujan maka rel akan menarik tali ke dalam.
Siswa jurusan Elektronika Industri itu menyebut sejauh ini "Shomae" masih sebatas prototipe sehingga ke depan bisa diperbaharui dan diproduksi sehingga layak dipasarkan.
Yovi dan beberapa temannya juga menciptakan alat menyalakan lampu otomatis menggunakan aplikasi bluetooth.
Seseorang tidak perlu lagi memencet tombol saklar jika hendak menyalakan lampu rumah, bahkan bisa dengan jarak jauh maksimal 25 meter.
Selain itu, alat bernama gerbang sidik jari yang bisa dipakai untuk membuka gerbang rumah secara otomatis.
"Kalau alat ini kita pakai aplikasi tertentu, ada fitur bluetooth yang bisa dihubungkan dengan lampu-lampu rumah, sedangkan kalau gerbang sidik jari ini manfaatnya bisa menghindari kejahatan/pencuri yang memaksa masuk rumah," kata dia.
Guru pembimbing SMK Negeri 1 Kota Magelang, Awang Arif Setiawan, menjelaskan pembuatan alat tersebut bagian dari mata pelajaran di jurusan elektronika industri.
Siswa, katanya, dituntut berkreasi dengan membuat suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Ini bagian dari 'teaching factory', yakni kurikulum pembelajaran berbasis prouduk, anak belajar di kelas sekalgus bikin karya yang bisa dijual," katanya.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito mengatakan ide-ide kreatif generasi muda seperti itu dibutuhkan untuk membangun bangsa Indonesia, khususnya Kota Magelang.
"Ide kreatif, inovatif, mereka ini yang dibutuhkan, harus terus digali dan dijaga supaya bangsa Indonesia, khususnya Kota Magelang, terus maju," katanya. (hms)
Berita Terkait
Rektor Paramadina akui demokrasi di berbagai dunia alami kemunduran
Minggu, 19 Mei 2024 5:49 Wib
Teguh Prakosa singgung kasus stunting saat daftar Pilkada Surakarta ke PDIP
Minggu, 19 Mei 2024 6:29 Wib
Indonesia masih kekurangan SDM kesehatan
Minggu, 19 Mei 2024 5:42 Wib
Polres Pemalang-Pemkab giatkan pemeriksaan kelaikan bus
Sabtu, 18 Mei 2024 22:56 Wib
Ribuan masyarakat ikuti amal bhakti kesehatan di Borobudur
Sabtu, 18 Mei 2024 22:21 Wib
PDIP Jateng jaring kandidat gubernur - wagub usai tingkat DPC
Sabtu, 18 Mei 2024 19:23 Wib
BPJS Ketenagakerjaan raih penghargaan Best Nation Wide Collaboration
Sabtu, 18 Mei 2024 17:29 Wib
Tujuh armada langgar aturan administratif saat pemeriksaan di Tirtonadi
Sabtu, 18 Mei 2024 17:09 Wib