Ganjar Ajak Masyarakat Introspeksi Diri Perlakukan Alam
Semarang, ANTARA JATENG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak seluruh masyarakat untuk introspeksi dan merefleksi diri tentang bagaimana memperlakukan alam dengan baik agar terhindar dari berbagai bencana yang mulai melanda beberapa daerah pada musim hujan.
"Hidup itu harus seimbang, baik pada sesama dan tentu juga harus baik pada alam, menjaga kebersihan lingkungan dan juga kelestarian alam, sudahkah menjaga kelestarian dan keseimbangan alam?" katanya di Semarang, Senin.
Ganjar menyebutkan, saat musim kemarau lalu banyak daerah yang kekurangan air, sedangkan di musim hujan ini air melimpah bahkan di beberapa tempat sampai mengakibatkan banjir.
Oleh karena itu, masyarakat harus arif dan bijaksana terhadap lingkungan serta menjaga keseimbangan alam seperti menabung air dengan membuat embung, biopori atau sumur-sumur resapan di sekitar rumah, serta memperbanyak menanam pohon.
"Perilaku membuang sampah di sungai harus diubah, apalagi menjadikan sungai sebagai toilet terpanjang di dunia karena bisa memicu terjadinya banjir. Mudah-mudahan ini bencananya sudah selesai dan tidak ada bencana lagi," ujarnya.
Sebelumnya, Ganjar menyempatkan diri meninjau posko bencana longsor Desa Dlepih, Kabupaten Wonogiri dan tanggul yang jebol akibat banjir di Desa Melikan, Kabupaten Klaten pada Minggu (3/12).
Pascabanjir, warga bahu membahu memperbaiki tanggul yang jebol tersebut bersama jajaran BPBD, BBWS, Brimob, dan sukarelawan.
Semangat gotong royong segenap elemen masyarakat di tengah peristiwa bencana mendapat apresiasi Ganjar karena menurutnya, gotong royong adalah modal sosial yang sangat berharga yang dimiliki bangsa Indonesia.
Usai meninjau pembangunan darurat tanggul yang jebol di Desa Melikan, Ganjar juga menyempatkan diri meninjau Jembatan Cawas Kabupaten Klaten.
Bendung di jembatan itu dikeluhkan warga karena seringkali meluap saat hujan deras. Pada kesempatan yang sama, Ganjar juga menyerahkan bantuan Pemprov Jateng untuk bencana banjir di Kabupaten Klaten sebesar Rp100 juta.
"Hidup itu harus seimbang, baik pada sesama dan tentu juga harus baik pada alam, menjaga kebersihan lingkungan dan juga kelestarian alam, sudahkah menjaga kelestarian dan keseimbangan alam?" katanya di Semarang, Senin.
Ganjar menyebutkan, saat musim kemarau lalu banyak daerah yang kekurangan air, sedangkan di musim hujan ini air melimpah bahkan di beberapa tempat sampai mengakibatkan banjir.
Oleh karena itu, masyarakat harus arif dan bijaksana terhadap lingkungan serta menjaga keseimbangan alam seperti menabung air dengan membuat embung, biopori atau sumur-sumur resapan di sekitar rumah, serta memperbanyak menanam pohon.
"Perilaku membuang sampah di sungai harus diubah, apalagi menjadikan sungai sebagai toilet terpanjang di dunia karena bisa memicu terjadinya banjir. Mudah-mudahan ini bencananya sudah selesai dan tidak ada bencana lagi," ujarnya.
Sebelumnya, Ganjar menyempatkan diri meninjau posko bencana longsor Desa Dlepih, Kabupaten Wonogiri dan tanggul yang jebol akibat banjir di Desa Melikan, Kabupaten Klaten pada Minggu (3/12).
Pascabanjir, warga bahu membahu memperbaiki tanggul yang jebol tersebut bersama jajaran BPBD, BBWS, Brimob, dan sukarelawan.
Semangat gotong royong segenap elemen masyarakat di tengah peristiwa bencana mendapat apresiasi Ganjar karena menurutnya, gotong royong adalah modal sosial yang sangat berharga yang dimiliki bangsa Indonesia.
Usai meninjau pembangunan darurat tanggul yang jebol di Desa Melikan, Ganjar juga menyempatkan diri meninjau Jembatan Cawas Kabupaten Klaten.
Bendung di jembatan itu dikeluhkan warga karena seringkali meluap saat hujan deras. Pada kesempatan yang sama, Ganjar juga menyerahkan bantuan Pemprov Jateng untuk bencana banjir di Kabupaten Klaten sebesar Rp100 juta.