Ayu-Jasmine Tampil di "Panggung Dua Abad GPIB"
Magelang, ANTARA JATENG - Penyanyi dari Bali Ayu Laksmi dan penari Bali asal Jepang Jasmine Okubo akan tampil dalam "Panggung Rekam Jejak Dua Abad Bangunan Cagar Budaya Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)" Kota Magelang, Jateng, Jumat (27/10) malam.
"Seni adalah salah satu cara untuk berkolaborasi dengan yang lain untuk belajar hidup bertoleransi di masyarakat," ujar Ayu Laksmi didampingi Jasmine dalam konferensi pers terkait dengan pergelaran tersebut di Magelang, Kamis petang.
Ia mengemukakan tentang kesempatan istimewa bisa tampil di Kota "kecil" Magelang dengan tiga kecamatan dan 17 kelurahan melalui peristiwa peringatan dua abad bangunan cagar budaya GPIB di kawasan alun-alun setempat.
Selain menyajikan sejumlah lagu dalam albumnya "Svara Semesta", Ayu Laksmi yang juga penulis lagu serta aktris dan pemain teater tersebut, akan membacakan puisi.
Ia juga akan berkolaborasi dengan penari Bali berasal dari Jepang, Jasmine Okubo, dalam pergelaran di halaman gedung berusia dua abad, GPIB Kota Magelang.
Ia mengemukakan keistimewaan Kota Magelang yang dikelilingi lima gunung.
"Dikelilingi lima gunung. Itu menggetarkan hati saya. Magelang bisa menjadi destinasi untuk tinggal, untuk menyembuhkan jiwa karena gunung memancarkan `prana` (energi atau aura, red.), energi alam semesta. Masyarakat Magelang mempunyai titik kota yang luar biasa," ujarnya.
Jasmine mengaku kehadiran di Kota "kecil" Magelang sebagai perwujudan atas keinginan selama ini untuk bertemu dengan budaya dan tradisi masyarakat yang unik serta berbagi inspirasi kepada generasi muda.
"Di kota-kota kecil ditemukan budaya dan tradisi yang lain, lihat saja suku-suku, budaya kuliner yang khas dan lainnya," ujarnya.
Kesempatan tampil di Kota Magelang, ujarnya, juga untuk memberikan inspirasi terutama kepada generasi muda agar makin mencintai kekayaan budaya sendiri.
"Saya dari Jepang belajar budaya Indonesia. Dengan mengetahui tradisi budaya sendiri, tetap dapat menciptakan kreativitas baru," katanya. Ia mengaku menguasai antara 40-50 tarian Nusantara, terutama Bali.
Ketua panitia kegiatan, Reno Ranuh, mengatakan tema rangkaian acara terkait dengan peringatan Dua Abad GPIB Kota Magelang, yakni "Merajut Kebersamaan Umat Beragama dalam Kampung Pancasila di Jantung Kota Magelang".
Beberapa waktu lalu, panitia menggelar antara lain apresiasi sketsa dan pemotretan cagar budaya GPIB dilanjutkan dengan pameran karya peserta, dan pemaparan sejarah GPIB, serta acara jelajah arsitektur bangunan cagar budaya.
Pada rangkaian pergelaran "Panggung Rekam Jejak Dua Abad Bangunan Cagar Budaya GPIB" juga akan ditayangkan "video mapping tiga dimensi" dengan latar belakang bangunan GPIB.
Selain itu, pementasan kesenian rakyat, teater, pembacaan puisi, tarian barongsai, pembacaan Sumpah Pemuda, serta doa bersama para pemuka berbagai agama.
"Akan dilaksanakan doa bersama lintas agama untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya didampingi koordinator acara, Muhammad Nafi.
"Seni adalah salah satu cara untuk berkolaborasi dengan yang lain untuk belajar hidup bertoleransi di masyarakat," ujar Ayu Laksmi didampingi Jasmine dalam konferensi pers terkait dengan pergelaran tersebut di Magelang, Kamis petang.
Ia mengemukakan tentang kesempatan istimewa bisa tampil di Kota "kecil" Magelang dengan tiga kecamatan dan 17 kelurahan melalui peristiwa peringatan dua abad bangunan cagar budaya GPIB di kawasan alun-alun setempat.
Selain menyajikan sejumlah lagu dalam albumnya "Svara Semesta", Ayu Laksmi yang juga penulis lagu serta aktris dan pemain teater tersebut, akan membacakan puisi.
Ia juga akan berkolaborasi dengan penari Bali berasal dari Jepang, Jasmine Okubo, dalam pergelaran di halaman gedung berusia dua abad, GPIB Kota Magelang.
Ia mengemukakan keistimewaan Kota Magelang yang dikelilingi lima gunung.
"Dikelilingi lima gunung. Itu menggetarkan hati saya. Magelang bisa menjadi destinasi untuk tinggal, untuk menyembuhkan jiwa karena gunung memancarkan `prana` (energi atau aura, red.), energi alam semesta. Masyarakat Magelang mempunyai titik kota yang luar biasa," ujarnya.
Jasmine mengaku kehadiran di Kota "kecil" Magelang sebagai perwujudan atas keinginan selama ini untuk bertemu dengan budaya dan tradisi masyarakat yang unik serta berbagi inspirasi kepada generasi muda.
"Di kota-kota kecil ditemukan budaya dan tradisi yang lain, lihat saja suku-suku, budaya kuliner yang khas dan lainnya," ujarnya.
Kesempatan tampil di Kota Magelang, ujarnya, juga untuk memberikan inspirasi terutama kepada generasi muda agar makin mencintai kekayaan budaya sendiri.
"Saya dari Jepang belajar budaya Indonesia. Dengan mengetahui tradisi budaya sendiri, tetap dapat menciptakan kreativitas baru," katanya. Ia mengaku menguasai antara 40-50 tarian Nusantara, terutama Bali.
Ketua panitia kegiatan, Reno Ranuh, mengatakan tema rangkaian acara terkait dengan peringatan Dua Abad GPIB Kota Magelang, yakni "Merajut Kebersamaan Umat Beragama dalam Kampung Pancasila di Jantung Kota Magelang".
Beberapa waktu lalu, panitia menggelar antara lain apresiasi sketsa dan pemotretan cagar budaya GPIB dilanjutkan dengan pameran karya peserta, dan pemaparan sejarah GPIB, serta acara jelajah arsitektur bangunan cagar budaya.
Pada rangkaian pergelaran "Panggung Rekam Jejak Dua Abad Bangunan Cagar Budaya GPIB" juga akan ditayangkan "video mapping tiga dimensi" dengan latar belakang bangunan GPIB.
Selain itu, pementasan kesenian rakyat, teater, pembacaan puisi, tarian barongsai, pembacaan Sumpah Pemuda, serta doa bersama para pemuka berbagai agama.
"Akan dilaksanakan doa bersama lintas agama untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya didampingi koordinator acara, Muhammad Nafi.