Purwokerto, Antara Jateng - Rektor Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Achmad Iqbal, bersama pejabat Rektorat Unsoed menemui massa mahasiswa yang berunjuk rasa dengan cara menduduki gedung Rektorat selama hampir 24 jam.
Achmad Iqbal yang tiba di depan pintu gedung Rektorat, Jumat, sekitar pukul 09.30 WIB, langsung disoraki oleh ratusan mahasiswa yang mengatasnamakan "Soedirman Melawan" karena mereka telah menunggu kedatangan pucuk pimpinan Unsoed itu sejak Kamis (16/6) siang.
Beberapa saat kemudian, Iqbal bersama pejabat Rektorat lainnya menggelar dialog terbuka dengan massa "Soedirman Melawan" di depan gedung Rektorat Unsoed.
Dalam dialog terbuka itu, kedua pihak saling beradu argumentasi terkait sejumlah tuntutan mahasiswa, antara lain pencabutan Surat Keputusan Rektor Nomor 491/UN23/KM.02/2016 tentang Uang Pangkal bagi mahasiswa angkatan 2016 serta menolak rencana kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) yang besarnya mencapai 100 persen.
Awalnya, Rektor bersikukuh tidak akan mencabut SK Uang Pangkal itu karena besarannya ditentukan secara sukarela oleh mahasiswa baru.
Namun setelah didesak terus oleh mahasiswa dengan berbagai argumen dan data, Iqbal akhirnya bersedia mencabut surat keputusan tersebut.
"SK tentang Uang Pangkal akan kami cabut. Tapi kalau ada yang mau memberi sumbangan atau apapun namanya, kami tetap menerima," katanya.
Sementara terhadap rencana kenaikan UKT bagi mahasiswa angkatan 2016, dia menyangkal bahwa UKT tersebut sudah diberlakukan terhadap mahasiswa baru.
Bahkan, dia mengatakan jika sebelumnya telah meminta seluruh fakultas yang ada di Unsoed untuk tidak menaikkan UKT.
Akan tetapi setelah mahasiswa menunjukkan hasil riset dan survei yang mereka lakukan, Rektor Unsoed menyatakan UKT bagi mahasiswa angkatan 2016 sama seperti tahun sebelumnya.
"Bagi mahasiswa yang sudah membayar UKT 2016 namun ada lebihnya, kelebihannya itu akan masuk dalam deposit," katanya.
Keputusan yang disampaikan Rektor langsung disambut sorakan mahasiswa meskipun masih ada beberapa tuntutan yang belum diputuskan.
Saat ditemui di sela-sela dialog terbuka, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsoed Abdullah Muhammad Ihsan mengharapkan tuntutan-tuntutan lainnya yang diajukan oleh mahasiswa dapat disetujui oleh Rektor.
Menurut dia, tuntutan-tuntutan tersebut yang pernah disampaikan saat beraudiensi dengan Rektor Unsoed beberapa waktu lalu namun sampai sekarang belum terjawab.
"Salah satunya, kami minta agar UKT tidak diterapkan bagi mahasiswa yang sudah lepas dari semester delapan bagi yang sarjana dan lepas semester enam bagi yang diploma. Mereka hanya menjalani skripsi dan fasilitas akademik yang dinikmati telah berkurang, masa masih harus membayar UKT," katanya.
Hingga Jumat pukul 14.30 WIB, dialog terbuka antara mahasiswa dan Rektor Unsoed yang didampingi sejumlah pejabat rektorat masih berlangsung setelah sempat diskors selama 2,5 jam untuk melaksanakan salat Jumat.
Seperti diwartakan, sedikitnya 500 mahasiswa Unsoed yang tergabung dalam "Soedirman Melawan" berunjuk rasa di depan gedung Rektorat Unsoed, Kamis (16/6), untuk menuntut agar SK tentang Uang Pangkal dicabut dan menolak rencana kenaikan UKT sebesar 100 persen.
Dalam unjuk rasa tersebut sempat terjadi bentrokan yang mengakibatkan seorang mahasiswa dan empat petugas keamanan Unsoed terluka serta sejumlah kaca gedung Rektorat pecah.
Meskipun telah ditemui Wakil Bidang Kemahasiswaan dan Alumni V. Prihananto, massa "Soedirman Melawan" tetap bertahan di halaman Rektorat untuk menunggu kedatangan Rektor Unsoed Achmad Iqbal.

