Depok (ANTARA) - Ribuan mahasiswa Universitas Gunadarma melakukan aksi unjuk rasa dengan cara pawai dari Kampus Gunadarma di Kelapa Dua menuju Kampus Gunadarma di Jalan Margonda Depok, Jawa Barat untuk menuntut pihak rektorat agar transparan dalam mengelola perguruan tinggi.
Mahasiswa menuntut pihak kampus untuk memberikan informasi secara terbuka tentang kebijakan kampus yang dinilai merugikan para mahasiswa khususnya soal kebijakan pembayaran kuliah dengan sistem baru "pecah blanko".
Menurut mahasiswa Aliansi Mahasiswa Gunadarma awalnya, sistem cicilan ini diciptakan untuk mempermudah mahasiswa yang kesulitan membayar uang kuliah per semester secara kontan sehingga bisa dilakukan dua kali angsuran atau istilahnya pecah blanko.
Baca juga: Universitas Gunadarma kerja sama dengan UNS
Namun dalam kebijakan baru sistem pecah blanko ternyata mempunyai konsekuensi administratif bagi mahasiswa yang gagal memenuhi kewajiban itu. Jika mahasiswa sudah membayar cicilan 1 dan tidak segera ambil KRS maka yang bersangkutan akan akan dicutikan atau mengurus surat cuti di BAAK. Jika mahasiswa tidak melunasi cicilan 2 dan tidak menyerahkan blanko cicil 2 ke PSA online maka ijazah yang bersangkutan akan dicekal.
Dalam aksi untuk rasa tersebut terlihat puluhan spanduk dengan tulisan bernada protes para mahasiswa. Mereka menuntut penyempurnaan regulasi kebijakan pecah blangko, kedua menuntut transparansi kampus.
Selanjutnya ketiga menuntut pemberlakuan statuta kampus, keempat tuntutan mahasiswa yang mendesak pihak rektorat untuk memperjelas keberadaan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), serta kelima menuntut agar melibatkan mahasiswa dalam mengambil kebijakan.
Baca juga: Kemensos siap Bantu Pemulihan Mahasiswa Gunadarma Korban Perundungan
Mereka berharap pihak rektorat bisa mengabulkan permintaan para mahasiswa tersebut, sehingga bisa kuliah dengan tenang untuk menyelesaikan studinya.
Akibat aksi unjuk rasa tersebut sejumlah ruas Jalan di Margonda mengalami kemacetan, namun aparat kepolisian tetap sigap mengatur arus lalu lintas, sehingga kemacetan bisa diurai.
Hingga kini belum ada tanggapan dari pihak Rektorat Kampus Universitas Gunadarma terkait aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh ribuan mahasiswa tersebut