"Kami sedang mendata benda-benda apa saja yang akan mengisi koleksi di museum untuk wisata pendidikan di Boyolali itu," kata Kepala Seksi Bidang Museum, Disbudpar Boyolali Bambang Purwantoro, di Boyolali, Senin.
Menurut Bambang Purwantoro, museum yang menggunakan nama Bupati Boyolali pertama R Hamong Wardoyo tersebut sudah selesai pembangunannya, tetapi bangunan ini belum diresmikan operasinalnya.
"Peresmian museum Boyolali ini, kemungkinan masih menunggu pelantikan bupati terpilih Seno Samodro. Karena, museum saat ini, masih dalam tahap pemeliharaan," katanya.
Selain itu, pihaknya juga masih melakukan penataan dan memburu benda-benda bersejarah yang akan menjadi koleksi museum yang pertama dimiliki Pemerintah Boyolali.
Ia mengatakan koleksi museum yang memiliki bangunan berbentuk unik piramida yang serba kaca tersebut akan mengoleksi benda-benda cagar budaya di wilayah Boyolali antara lain arca, kereta kencana, berbagai jenis pusaka, tokoh pewayangan, dan bersejarah lainnya.
"Pada Maret hingga April mendatang secara bertahap mengumpulkan koleksi bersejarah, dan Mei mendatang kemungkinan sudah dapat dioperasikan untuk masyarakat umum," katanya.
Menyinggung soal retribusi masuk museum baru di Boyolali itu, Bambang Purwantoro mengatakan masyarakat yang akan melihat koleksi museum tersebut tidak dipungut biaya atau gratis.
Menurut dia, pembangunan Museum R. Hamong Wardoyo yang menempati bekas lahan kantor Disbudpar di Kelurahan Tegal Wire Mojosongo tersebut merupakan ide kreatif Bupati Boyolali terpilih, Seno Samodro, dengan konsep futuristik.
Museum dengan atap berupa panel kaca tembus pandang, dan bentuk bangunan seperti piramida dua lantai tersebut menghabiskan dana sekitar Rp5,3 miliar.
Menurut dia, ornamen kayu tampak mendominasi ruangan museum. Sejumlah ruang untuk arca serta lukisan sudah disiapkan, lengkap dan dengan lampu yang dapat menerangi benda koleksi menjadi kelihatan megah.
"Bangunan ini, selesai pembangunannya pada pertengahan Desember 2015, dan kini tinggal menunggu peresmian. Museum ini, dengan konsep untuk wisata pendidikan karena benda yang dikoleksi pada zaman peradaban di Boyolali.