Pelatih tim Nasional asal Jawa Tengah M Slamet ketika dihubungi wartawan dari Semarang, Kamis, mengatakan, kunci keberhasilan Yusuf adalah ketenangan dan kepercayaan diri di arena. Selain itu yang bersangkutan memiliki teknik dan stamina yang bagus.
"Dia (Yusuf Widiyanto) tampil tenang dan mempunyai motivasi tinggi untuk menjadi juara. Mental, teknik, dan fisik yang baik," katanya.
Pada babak final, Yusuf Widiyanto yang turun di nomor sanda (pertarungan) mengalahkan atlet Vietnam Van Bau To dengan skor 2-1, sedangkan pada babak semifinal menyingkirkan atlet Kazakhstan Amanbekov Avazbek.
Sementara itu atlet Jateng lainnya yang memperkuat Indonesia pada kejuaraan dunia tersebut Puji Riyaya yang turun di kelas 70 kilogram gagal meraih medali karena terhenti di babak perempat final.
Ketua Harian Pengprov Wushu Indonesia (WI) Jawa Tengah Sudarsono mengapresiasi prestasi yang ditorehkan peraih medali emas kejurnas/pra-PON di Bandung saat tampil pada kejuaraan dunia ini.
Dia mengakui prestasi yang diraih Yusuf merupakan prestasi pertama bagi atlet Jawa Tengah di ajang resmi dunia. Itu sebabnya, prestasi yang dicapai atlet binaan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Jateng termasuk sangat membanggakan.
"Sangat membanggakan karena ada 'cah ndheso' (anak desa) yang tidak hanya juara di pra-PON, tapi mampu juara dunia. Harapan kami tren positif ini bisa berlanjut saat tampil pada PON XIX/2016 Jabar," kata Sudarsono yang juga Wakil Ketua Umum II KONI Jateng.
Ia menilai prestasi tersebut tidak lepas dari dukungan banyak pihak, mulai dari Sasana Lindu Aji, WI Kabupaten Semarang, KONI dan Dinpora Jateng yang menggulirkan program PPLP cabang olahraga wushu.
"Kami akan mengawal potensi yang dimiliki Jateng, termasuk dua atlet Jateng yang mewakili Indonesia di ajang Kejuaraan Dunia ini. Mereka termasuk 14 atlet yang menjalani pelatda PON di Wisma Wushu Jateng di Semarang," katanya.
Ia menambahkan, Ketua Umum Pengprov WI Jawa Tengah Ivan Setiawan Soegiarto sangat berharap wushu bisa mempertahankan tradisi emas di PON XIX/2016 Jabar. Makanya, begitu selesai babak kualifikasi sepekan kemudian atlet yang lolos ke pesta olahraga multieven empat tahunan itu langsung menjalani pelatda di Semarang.
Sudarsono juga berharap pelatih sanda asal Tiongkok Gao Dezhen yang kontraknya akan habis pada Desember nanti bisa diperpanjang lagi hingga PON tahun depan.
Indonesia meraih posisi kedua dalam Kejuaraan Dunia Wushu Ke-13 yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, 13-18 November 2015, dengan mendulang tujuh medali emas, tiga perak dan enam perunggu.
Pada Kejuaraan Dunia yang diikuti 33 negara tersebut, Tiongkok keluar sebagai juara umum dengan meraih 14 medali emas dan satu perak, sedangkan peringkat ketiga ditempati Iran dengan meraih enam medali emas, tiga medali perak, dan satu medali perunggu.