Bendera properbudakan semasa Perang Saudara itu menjadi sasaran kemarahan akibat pembunuhan di Gereja Episkopal Metodis Afrika Emanuel yang sudah berumur 200 tahun dan motif rasis di balik penembakan itu.
Begitu bendera Konfederasi 'Stars and Bars' berkibar, seribuan orang berteriak "Turunkan! Turunkan!" sedangkan para pembicara memanjatkan doa untuk mengenang Senator Clementa Pinckney, yang juga pastor gereja itu dan salah satu korban penembakan dan sejak lama pendukung pencabutan bendera itu. Presiden Barack Obama akan menghadiri pemakamannya Jumat waktu AS.
Pihak berwajib Federal tengah menyelidiki apakah kejahatan berlatar belakang kebencian yang melatarbelakangi penembakan oleh pria bersenjata bernama Dylann Roof, pria kulit putih berusia 21 tahun. Pria ini berpose bersama bendera Konfederai dalam berbagai foto yang diposting secara online.
Para wakil rakyat South Carolina berencana merancang resolusi untuk memulai debut mengenai masalah ini Selasa waktu AS, atau sehari setelah Gubernur negara bagian ini yang berasal dari Partai Republik, Nikki Haley, menarik dukungan penarikan bendera itu. Sikap sang gubernur dianggap sebagai simbol sejarah rasis pihak Selatan.
Demonstrasi Selasa waktu AS ini yang dikoordinir organisasi-organisasi hak asasi manusia, diadakan di ibukota South Carolina, Columbia, yang berada 190 km dari Charleston, demikian Reuters.
Berita Terkait
Batang Industrial Zone and South Korea's Chungbuk Technopark signs MoU
Minggu, 9 Juli 2023 22:27 Wib
Kasus Omicron melonjak di dua negara bagian Australia
Selasa, 4 Januari 2022 9:43 Wib
Densus 88 arrests terror suspect in Palembang
Selasa, 1 Desember 2020 13:38 Wib
Helicopters drop over 4.6 million liters water in South Sumatra
Kamis, 6 Agustus 2020 15:05 Wib
Islamic congregation of Global Ijtima in South Sulawesi postponed
Kamis, 19 Maret 2020 14:50 Wib
Tolak serahkan senjata, siswa SMA ditembak petugas
Selasa, 3 Desember 2019 13:16 Wib
Four people named suspects in land and forest fires in South Sumatra
Kamis, 3 Oktober 2019 9:14 Wib
Indonesian batik clothing enthralls South Africans
Minggu, 16 Juni 2019 9:34 Wib