"Saat ini, fasilitas yang tersedia di Museum Kretek memang cukup lengkap karena tidak sekadar menjadi objek wisata bersejarah, tetapi dilengkapi aneka taman bermain," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus Sunardi di Kudus, Senin.
Selain itu, lanjut dia, lahan yang tersedia di kompleks museum juga cukup luas.
Ia mengatakan, tambahan penganggaran akan diprioritaskan untuk penambahan tenaga kebersihan karena selama ini permasalahan yang sering dihadapi soal sampah yang masih sering dijumpai di beberapa titik objek wisata.
Tenaga kerja kebersihan yang hanya ada enam orang, kata dia, masih belum seimbang dengan luas lahan yang ada, sehingga wajar masih ada kritik dari pengunjung soal kebersihannya.
Apabila memungkinkan, kata dia, khusus untuk tenaga kebersihan akan diserahkan kepada tenaga sistem alih daya (outsourcing).
"Untuk merealisasikannya tentu dibutuhkan anggaran yang cukup besar," ujarnya.
Dengan anggaran untuk pengadaan tenaga outsourcing, diyakini bisa tertutup dengan kehadiran pengunjung yang mulai meningkat karena tidak hanya sekadar wisata sejarah, melainkan terdapat pula fasilitas kolam renang, ember tumpah, mini teater, technopark dan tempat parkir yang luas.
"Kami yakin nantinya objek wisata tersebut bisa menjadi objek wisata andalan di wilayah perkotaan," ujarnya.
Selain butuh penambahan tenaga kebersihan, kata dia, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga berencana memperbaiki sarana dan prasarana yang ada.
Fasilitas terbaru, kata dia, tersedianya tempat gantangan burung yang bisa dijadikan tempat perlombaan burung berkicau.
Untuk retribusinya, lanjut dia, masih dalam proses pengajuan di dewan, termasuk tiket masuk objek juga diusulkan untuk dinaikkan.
Kepala UPT Museum Kretek Kudus Suyanto membenarkan, bahwa personel di Museum Kretek memang masih kurang karena total yang ada hanya 10 orang, termasuk tenaga kebersihan dan penjaga loket pintu masuk objek.
Akibatnya, lanjut dia, soal kebersihan memang masih perlu ditingkatkan karena kritik yang disampaikan para pengunjung selama ini soal itu.
Terkait dengan jumlah pengunjung, dia yakin, secara perlahan bisa ditingkatkan karena selama ini sering diadakan kegiatan dengan menggandeng berbagai pihak sehingga secara tidak langsung sebagai ajang promosi.
Sementara target pemasukan selama 2015, kata dia, sebesar Rp400 juta.
Koleksi yang ada di dalam museum tersebut, memang tidak terlihat ada sesuatu yang baru karena hampir sebagian besar merupakan koleksi lama.
Di antaranya, patung yang menggambarkan proses produksi rokok kretek, mulai dari pembuatan secara manual sampai menggunakan teknologi modern, serta patung sejumlah tokoh penting yang berperan dalam memajukan bisnis rokok di Indonesia.
Untuk menarik minat wisatawan, objek wisata museum yang berada di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati itu, ditambah fasilitas permainan, seperti "water boom", technopark, mini teather, taman bermain anak, terapi ikan, dan rumah adat Kudus.