Semarang (ANTARA) - Keluarga besar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah menggelar halalbihalal di Gedung Pers, Jalan Tri Lomba Juang No 10, Mugassari, Kota Semarang, Kamis (24/4/2025).
Halalbihalal yang mengusung tema ''Satu Hati, Satu Visi'' ini diisi tausiah oleh Drs KH Ahmad Hadlor Ihsan. Meskipun dilaksanakan secara sederhana dan kondisi yang terbatas karena kantor PWI sedang direnovasi, suasana yang tercipta begitu guyub.
Hadir dalam kesempatan itu, Kabid Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Jateng Moch Faizin, anggota pembina Yayasan Alumini Undip (pengelola USM) Ir Soeharsojo IPU, Wakil Ketua Komisi Informasi Provinsi Setiadi, mantan Ketua PWI Jateng Soetjipto SH, dan Ketua PWI Surakarta Anas Syahirul Alim.
Selain itu, ada pimpinan media, mantan wartawan, pengurus Dewan Kehormatan Provinsi PWI, Ketua PWI Amir Machmud NS dan Sekretaris Setiawan Hendra Kelana bersama jajarannya, serta ibu-ibu anggota IKWI yang diketuai Ummi Munawaroh AM.
Dalam kesempatan itu, Ketua PWI Jateng Amir Machmud menyampaikan rasa syukur karena PWI kembali mengadakan halalbihalal yang sudah menjadi tradisi sejak lama.
Atas nama pribadi dan organisasi, dia menyampaikan permohonan maaf jika selama berinteraksi ada kesalahan.
Dia mengatakan, sengaja mengusung tajuk ''Satu Hati, Satu Visi'' dengan maksud bahwa PWI bertekad menjadikan hati sebagai ukuran dalam membangun interaksi, komunikasi, bukan hanya antarpengurus, tapi juga dengan mitra kerja.
''Dengan berbagai instansi, kami berusaha menjembatani kepentingan PWI dan wartawan untuk sama-sama memahami apa yang menjadi tujuan. Terutama dalam lima tahun terakhir, kami berusaha menjadikan PWI sebagai bagian dari para intelektual, sehingga kami bisa berinteraksi dengan dunia kampus. Maka dalam empat tahun ini kami sudah menjalin kemitraan lewat dialog para rektor di perguruan tinggi swasta. Semoga ini bisa menjadi tradisi kepengurusan PWI di masa mendatang,'' bebernya.
Peran pewarta
Sementara itu, dalam tausiahnya KH Ahmad Hadlor Ihsan menjelaskan bahwa sesungguhnya wartawan memiliki peran yang mulia dan luar biasa di zaman Rasullullah Muhammad.
''Jadi kita tahu perintah Allah. Dari mana kita tahu Rasul begini dan begitu kalau tidak ada yang mewartakan. Ada pewarta yang mengabarkan, seperti sahabat Nabi yaitu Abu Hurairah. Beliau tahu gerak gerik Nabi, termasuk apa saja sabdanya,'' kata pengasuh Ponpes Al-Ishlah Mangkang Kulon itu.
Dalam kesempatan itu, Kiai Hadlor juga mengisahkan bagaimana jalur informasi Nabi tersampaikan mulai dari Abu Hurairah, Abu A’la Al hingga Imam Muslim yang bertahan beribu tahun.
Semua itu ada hingga sekarang karena ada media. ***