Semarang (ANTARA) - Sejumlah mitra pengemudi Grab di Kota Semarang melayangkan protes terhadap kebijakan baru bertajuk "Akses Hemat" yang diberlakukan oleh aplikator, dengan cara mengirimkan karangan bunga ke depan kantor Grab Semarang di Jalan Imam Bonjol, Semarang, Kamis.
Karangan bunga yang berjejer rapi di depan kantor Grab Semarang itu menjadi simbol kekecewaan mereka terhadap skema yang dinilai semakin memberatkan mitra.
Beberapa di antaranya tertulis, "Tolak Akses Hemat, Lawan Aplikator Penjajah", “
"Pasukan 24 Jam Turut Berduka Atas Hilangnya Rasa Keadilan Untuk Mitra Grab", hingga "Akses Hemat Membuat Sengsara".
Para mitra menyatakan bahwa skema “
"Akses Hemat" membuat mereka harus mengeluarkan uang tambahan untuk berlangganan demi mendapatkan akses prioritas ke orderan.
Mereka menilai sistem tersebut tidak adil karena memaksa mitra mengeluarkan biaya demi tetap bisa bekerja secara optimal di platform.
Sony, salah satu perwakilan mitra Grab di Semarang menyatakan bahwa kebijakan itu menyulitkan mitra, terutama yang sudah bekerja keras sepanjang hari.
"Kami hanya ingin bekerja dengan adil, tanpa harus membayar lebih untuk dapat orderan. Skema Akses Hemat ini justru membuat kami seperti harus beli jalan agar bisa bekerja. Ini tidak adil bagi kami mitra yang sudah berjuang setiap hari di jalan," katanya.
Menurut dia, dampak langsung dari tidak berlangganan sangat terasa bagi para mitra.
"Kalau nggak langganan, orderan jadi anyep. Sehari bisa cuma dapat satu dua order, padahal kami butuh penghasilan buat keluarga. Rasanya seperti dipaksa langganan kalau mau tetap jalan," katanya.
Protes tersebut mencerminkan semakin tingginya ketegangan antara mitra dan aplikator Grab yang selama ini kerap terjadi akibat kebijakan sepihak tanpa dialog yang cukup dengan para pengemudi.