Batang (ANTARA) - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, Jawa Tengah, yang merupakan bagian dari Holding BUMN Danareksa pada awal kuartal IV 2025 mencatatkan tambahan enam perusahaan penanam modal baru dengan nilai investasi mencapai Rp456,76 miliar.
Direktur Utama KEK Industropolis Batang Ngurah Wirawan di Batang, Sabtu, mengatakan kehadiran investor baru tersebut mencerminkan keyakinan pelaku usaha terhadap iklim investasi Indonesia.
"Langkah ini diharapkan berkontribusi signifikan terhadap realisasi investasi langsung asing dan membuka lapangan kerja baru," katanya.
Menurut dia, keikutsertaan tenant komersial itu menjadi fondasi awal bagi pengembangan jangka panjang Kawasan Ekonomi Khusus Industropolis Batang sebagai pusat ekonomi terpadu.
"Kami membangun ekosistem yang mengintegrasikan kawasan industri dengan fasilitas hiburan, hotel, dan layanan pendukung lainnya," katanya.
Ia mengatakan mengawali diversifikasi kawasan menjadi pusat wisata dan kuliner terpadu, KEK Batang merekrut dua tenant perdana di sektor makanan dan minuman PT San Bao Canyin akan membangun restoran di atas lahan 2.002 meter persegi dengan nilai investasi Rp4,3 miliar.
"Konstruksinya dimulai November 2025 dan ditargetkan beroperasi komersial pada Februari 2026," katanya.
Kemudian PT Cinlong Culinary Indonesia menginvestasikan dana Rp717 juta untuk membangun restoran di lahan 598 meter persegi dengan pembangunan akan dimulai pada Desember 2025 dengan operasional komersial pada Juni 2026.
Selanjutnya, masuknya sektor manufaktur PT WKI yang juga produsen komponen sepatu ternama asal Tiongkok yang juga merupakan mitra bagi merek global seperti Nike, Adidas, dan Puma itu menanamkan modal Rp120 miliar di lahan seluas 16.440 meter persegi yang dijadwal membangun pabrik dimulai April 2026 dan ditargetkan beroperasi pada Juni 2027.
Kehadiran PT WKI dinilai strategis karena tidak hanya bersifat padat karya dengan potensi menyerap 1.000 tenaga kerja tetapi juga bergerak di industri substitusi impor yang dapat mengurangi ketergantungan pada produk luar negeri.
PT Novatex Industry Indonesia yang berfokus pada produksi benang ramah lingkungan menggelontorkan investasi senilai Rp102 miliar di lahan seluas 2,4 hektare. Pabrik yang menargetkan kapasitas produksi 4 ribu ton per tahun 2025 berorientasi ekspor hingga 95 persen dari total produksinya.
Selain itu, PT Woodpark Mebel Indonesia, anak perusahaan Mitragreen Industry Pte Ltd asal Singapura, berinvestasi sebesar Rp225 miliar untuk membangun pabrik furnitur yang menargetkan beroperasi pada April 2027.
PT ISNI Teknologi Konstruksi Indonesia berinvestasi Rp4 miliar untuk membangun fasilitas mixed-use seluas 3.792 meter persegi yang akan berfungsi sebagai kantor representatif dan restoran.
Ngurah Wirawan mengatakan dengan masuknya tenant-tenant baru itu tidak hanya membawa dampak finansial tetapi juga memperkuat posisi KEK Industropolis Batang sebagai platform produksi berstandar internasional.
"Hal ini sejalan dengan visi kawasan untuk menjadi pusat manufaktur modern yang terintegrasi," katanya.
Baca juga: Ratusan siswa SMK Kandeman Batang keracunan masakan program MBG

