Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menilai keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal menjadi percontohan karena mampu berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan kemiskinan daerah setempat.
"KEK Kendal ini telah menjadi pilot project dan role model untuk daerah lain," kata Luthfi saat menghadiri acara "KEK Kendal and Central Java Future Forum 2025", di Kabupaten Kendal, Kamis.
Karena itu, ia meminta pemerintah kabupaten/kota lain di Jateng diminta mereplikasi role model (contoh) dalam pengembangan ekonomi di KEK Kendal.
Tercatat pertumbuhan ekonomi Kendal triwulan II-2025 sebesar 7,67 persen dan menjadi yang tertinggi di Jateng, sedangkan realisasi investasi 2022–2024 mencapai Rp14,2 triliun dan triwulan I 2025 mencapai Rp2,93 triliun, juga tertinggi di Jateng.
Hal itu juga diiringi dengan tingkat pengangguran terbuka di Kendal yang turun 0,75 persen, dari 5,76 persen pada 2023 menjadi 5,01 persen pada 2024.
Ia menyebutkan angka kemiskinan di Kendal juga turun 0,95 persen, dari 9,35 persen pada 2023 menjadi 8,40 persen pada tahun 2024, dengan kemiskinan ekstrem menurun menjadi 0,49 persen.
Menurut dia, capaian itu sejalan dengan pertumbuhan positif di berbagai sektor penunjang, termasuk perdagangan, jasa, dan manufaktur.
"Serapan tenaga kerja akan bertambah, karena kebanyakan industrinya mengarah padat karya, sehingga pengangguran bisa terkikis," katanya.
Maka dari itu, Pemprov Jateng berupaya untuk terus menarik investor dari dalam negeri dan luar negeri untuk investasi di wilayahnya.
Apalagi, didukung dengan adanya jaminan perizinan yang mudah, keamanan dan kondusivitas wilayah, tenaga kerja yang kompetitif, dan penambahan kawasan industri di berbagai daerah.
Ia menyampaikan realisasi investasi di Jateng sampai kuartal III 2025 sudah mencapai Rp57 triliun, dan sebanyak 65 persen investasi didominasi oleh penanaman modal asing (PMA), sisanya merupakan penanaman modal dalam negeri.
Terkait penambahan kawasan industri, Luthfi sudah mendorong agar bupati dan wali kota mengajukan kawasan industri baru.
Bahkan, arahan itu sudah dilakukan sebelum adanya peraturan dari kementerian terkait penambahan atau perluasan kawasan industri atau ekonomi khusus.
"Sudah ada bupati yang mengajukan, contohnya Banyumas, Cilacap, Kebumen, Demak, Kota Semarang, dan Kabupaten Semarang," katanya.
Ia mendorong karena adanya kawasan ekonomi khusus itu, semuanya akan terintegrasi, seperti perizinan satu pintu, hingga fasilitas terkait ekspor impor.
Adapun dalam acara tersebut Gubernur Jateng juga menerima penghargaan Dharma Arthapraja Utama. Penghargaan tersebut diberikan karena dukungannya dalam pengembangan KEK Kendal.
Baca juga: Direktur Distribusi tegaskan komitmen PLN jaga keandalan listrik di KEK Kendal

