Solo (ANTARA) - BPJS Kesehatan berkolaborasi dengan Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) meningkatkan literasi dan pemahaman publik terhadap program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), salah satunya melalui penyelenggaraan Sinergi Program JKN Bersama di Solo, Jawa Tengah, Kamis.
Direktur Kepesertaan BPJS Kesehatan David Bangun menjelaskan kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi dan forum diskusi antara BPJS Kesehatan dengan para anggota PWRI mengenai hak, kewajiban, serta kemudahan layanan bagi peserta Program JKN.
Ia mengatakan per 1 Oktober 2025 jumlah peserta JKN telah mencapai 282,75 juta atau 98,62 persen dari total penduduk Indonesia.
“Capaian tersebut menandai keberhasilan Program JKN yang telah berjalan selama satu dekade sejak diluncurkan pada tahun 2014, sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 yang menargetkan capaian 98 persen peserta JKN. Hal ini menjadi kebanggaan bersama dan menjadikan Program JKN sebagai asuransi kesehatan terbesar di dunia,” katanya.
Ia mengatakan hal itu tidak lepas dari komitmen BPJS Kesehatan untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada peserta JKN.
Beberapa upaya yang sudah dilakukan, salah satunya penerapan nomor induk kependudukan (NIK) sebagai identitas tunggal peserta JKN di fasilitas kesehatan yang memungkinkan peserta mendapatkan pelayanan cukup dengan menunjukkan KTP tanpa perlu membawa kartu fisik BPJS Kesehatan.
"BPJS Kesehatan juga terus mengembangkan akses layanan digital seperti antrean online di Aplikasi Mobile JKN, yang memudahkan peserta mendapatkan nomor antrean di fasilitas kesehatan tanpa harus antre lama, sehingga mengurangi waktu tunggu dan memperbaiki kenyamanan layanan di faskes,” katanya.
Selain itu juga terdapat simplifikasi proses rujukan untuk peserta dengan kondisi tertentu seperti hemodialisis, thalassemia, hemofilia, dan peserta program rujuk balik (PRB).
Selain itu, evaluasi terus dilakukan oleh BPJS Kesehatan, seperti pelaksanaan survei kepuasan peserta setiap tahun, pemanfaatan kanal digital seperti ulasan pada Google Review, standardisasi pelayanan tatap muka di seluruh kantor operasional, serta perluasan kanal layanan administrasi dan informasi.
"Upaya tersebut terbukti efektif, tercermin dari peningkatan Customer Satisfaction Index (CSI) peserta yang naik dari 81,5 pada tahun 2020 menjadi 92,1 pada tahun 2024, serta peningkatan tingkat pemahaman peserta dari 91,8 menjadi 96,5," kata David.
Sebagai langkah promotif dan preventif, dikatakannya, BPJS Kesehatan telah mengembangkan beragam inovasi seperti Skrining Riwayat Kesehatan sebagai upaya promotif preventif, termasuk bagi peserta lanjut usia.
Ia mengatakan skrining riwayat kesehatan dapat diakses melalui aplikasi Mobile JKN, website BPJS Kesehatan, Pelayanan Administrasi melalui WhatsApp (PANDAWA), atau dibantu petugas di puskesmas, klinik, maupun praktik dokter mandiri.
"Peserta cukup mengisi pertanyaan seputar riwayat penyakit, keluarga, dan gaya hidup, dan dilakukan satu kali setiap tahun. Melalui skrining riwayat kesehatan, peserta akan mendapatkan pemahaman lebih baik terhadap kondisi kesehatan, serta pencegahan risiko penyakit sejak dini," katanya.
Menurut David, selain terjalin komunikasi yang makin erat antara BPJS Kesehatan dan para anggota PWRI, kolaborasi ini diharapkan mampu menjadi jembatan efektif dalam menyebarluaskan informasi tentang program JKN secara lebih luas, tepat sasaran, dan mudah dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat.
Wakil Ketua Umum PB PWRI Setyanto P Sentosa mengapreasi langkah BPJS Kesehatan yang memperhatikan kesehatan pesertanya termasuk anggota PWRI. Beragam layanan digital yang dikembangkan dinilai sangat memudahkan dalam proses pelayanan kesehatan.
"Banyak kemudahan yang dirasakan. Kami pun selalu mendapatkan update informasi dari BPJS Kesehatan," katanya.
Ia mengatakan dalam menjaga kebugaran dan kesehatan para anggota, PWRI juga mempunyai program rutin yakni olahraga bersama. Hal ini penting agar para anggota dapat menikmati hidup di usia senja tanpa mengkhawatirkan soal kesehatan.
"Saya menilai pelayanan BPJS Kesehatan sudah bagus. Jarang sekali saya mendengar keluhan dari anggota soal layanan BPJS Kesehatan. Sekali lagi terima kasih sudah memfasilitasi kegiatan ini yang pasti sangat bermanfaat bagi kami," ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut juga hadir dr. Boyke yang memberikan edukasi kepada peserta tentang menjaga kesehatan di usia senja, di antaranya, menjaga makanan, olahraga, dan istirahat yang cukup.

