Ketua DPRD Jateng Sumanto mendukung pengembangan Balai Benih Ikan Ngrajek di Kabupaten Magelang untuk menghasilkan berbagai benih ikan berkualitas yang juga mendukung ketahanan pangan daerah serta meningkatkan pendapatan masyarakat.
Balai Benih Ikan Ngrajek di Kabupaten Magelang merupakan salah satu dari 11 fasilitas pada Balai Budidaya Ikan Air Payau dan Laut, Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng. Berdiri sejak tahun 1960, Loka Ngrajek memiliki luas lahan total 5,3 hektare dan luas kolam 3,5 hektare. Saat ini Loka Ngrajek mengembangkan budidaya ikan air tawar seperti lele, nila merah, nila hitam, tawes, nilem, hingga beong.
Ketua DPRD Jateng Sumanto mengungkapkan, keberadaan balai benih merupakan kunci keberhasilan budidaya ikan di masyarakat. Selama ini Loka Ngrajek menjadi pilihan masyarakat untuk membeli benih ikan yang akan mereka budidaya.
"Pemerintah belum fokus memperhatikan balai-balai benih perikanan dan pertanian. Padahal 80 persen keberhasilan budidaya ada pada benihnya. Karena itu DPRD akan memberikan dukungan," ujar Sumanto dalam keterangan di Semarang, Senin.
Menurutnya, Loka Ngrajek telah berhasil membudidayakan ikan beong yang selama ini hidup secara liar di Sungai Progo, Magelang. ikan beong selama ini diburu secara masif oleh masyarakat karena kebutuhan warung-warung kuliner yang tinggi. Dengan budidaya tersebut, akan mencegah kelangkaan ikan beong.
"Ikan beong ini tinggi nutrisi dan rasanya lezat, sehingga banyak dicari. Hidupnya di Kali Progo, banyak dicari petani dan dijual," katanya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng Endi Faiz Effendi mengungkapkan, budidaya ikan air tawar perlu terus dikembangkan. Tujuannya untuk meningkatkan angka konsumsi ikan pada masyarakat. Apalagi, nutrisi tinggi yang ada pada ikan akan meningkatkan tingkat kecerdasan. Endi mengungkapkan, produksi perikanan Jateng pada tahun 2024 mencapai 541 ribu ton. Jumlah tersebut akan terus pihaknya genjot agar terus meningkat.
"Potensinya besar. Kalau ditingkatkan akan menaikkan konsumsi ikan masyarakat, membuat cerdas dan mengurangi angka stunting," paparnya.
Ia menambahkan, Loka Ngrajek saat ini membutuhkan revitalisasi karena usianya sudah tua. Fasilitas tersebut telah berdiri sejak tahun 1960.
Koordinator Loka Ngrajek, Toni Kuswoyo mengatakan, wilayah tersebut terkenal sebagai sentra penyedia bibit ikan. Ada yang berjualan benih, melakukan pendederan, hingga menjual ikan ukuran konsumsi. Sebagian besar masyarakat membeli benih ikan usia 1 hingga 1,5 bulan. Mereka akan membesarkannya di sawah sebelum dijual.
"Selama ini yang jadi favorit ikan lele, nilem, tawes, dan nila. Banyak rumah makan menawarkan menu ikan bakar, ini menjadi potensi ekonomi yang besar," ujarnya.

