Solo (ANTARA) - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memberikan edukasi soal pemanfaatan bantuan program Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (Genting).
“Ini tadi edukasi tentang pemanfaatan bantuan yang dari BSI, tambahan makanan gizi seimbang. Dari kami Kemendukbangga, ada program Genting, Gerakan Orang Tua Cegah Stunting. Ada empat menu, ortu asuh bisa bantu anak asuh, dari corporate, lembaga, instansi, ada bantuan berupa sanitasi, air bersih, makanan bergizi, dan edukasi,” kata Penasehat DWP Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Uni Kuslanti di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Senin.
Ia mengatakan stunting artinya anak mengalami tumbuh kembang yang lambat. Oleh karena itu, dalam hal ini harus disiapkan agar tidak stunting.
“Karena kalau stunting penyerapan otaknya nanti kurang cepat, jadi lambat berpikirnya. Pertumbuhan jadi tidak maksimal. Nanti tidak bisa lebih maju, lebih cepat sehingga jadi anak cerdas,” katanya.
Ia mengatakan anak stunting bukan hanya karena kurang gizi tetapi juga air bersih yang kurang memadai.
“Dalam hal ini, stunting tidak bisa diobati tetapi bisa dicegah pada 1.000 hari pertama kehidupan. Asupan gizi harus lebih bagus dan lebih seimbang,” katanya.
Terkait hal ini, dibutuhkan gerakan orang tua asuh untuk memberikan bantuan kepada anak asuh seperti halnya yang pada hari ini dilakukan oleh Bank Syariah Indonesia (BSI).
“Angka stunting di Kabupaten Sragen masih mencapai 15 persen, harapannya dengan adanya upaya ini bisa menekan angka tersebut,” katanya.
Deputi Operation VII BSI Semarang Wahida Mustika mengatakan BSI melalui BSI Maslahat memiliki program dengan nama Didik Umat.
“Sasarannya untuk kemanusiaan dan bencana. Dalam hal ini kami support pemerintah. Untuk program stunting ini kami menyalurkan sebesar Rp700 juta,” katanya.