Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kota Magelang menegaskan komitmen dalam upaya percepatan penurunan angka stunting melalui kampanye "Aksi Bergizi" digelar di SMKN 2 Kota Magelang, Rabu.
Wali Kota Magelang Damar Prasetyono dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang di Magelang, Rabu, mengatakan stunting bukan hanya persoalan gizi melainkan sinyal permasalahan pembangunan jangka panjang.
"Stunting adalah alarm bagi kita semua. Ketika seorang anak mengalami stunting maka potensi fisik, mental, dan masa depan anak tersebut ikut terhambat. Jika dibiarkan maka kualitas sumber daya manusia kita akan terganggu secara menyeluruh," ujarnya.
Ia mengatakan hal itu pada gerakan "Aksi Bergizi" dan "Gerakan Sekolah Sehat" yang secara simbolis dimulai dari sekolah tersebut. Berdasarkan data terbaru, angka stunting di Kota Magelang tercatat 15,4 persen, yang artinya lebih dari satu dari 10 anak mengalami gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi.
Menurut dia, upaya pencegahan stunting harus dilakukan secara kolaboratif, di mana semua elemen masyarakat, antara lain keluarga, sekolah, dan fasilitas kesehatan, harus bergerak bersama.
Selain itu, ujarnya, peran aktif remaja dibutuhkan karena mereka mempunyai peran strategis dalam pencegahan stunting.
Ia menyebut anak dalam usia sekolah tingkat SMA sebagai usia krusial.
"Usia yang menentukan. Karena pemahaman stunting seyogyanya harus diedukasikan kepada mereka. Contoh, supaya nanti (ketika saat menikah dan hamil) kandungannya sehat, kuat, Hb baik, memahami kalau pernikahan dini itu tidak baik, tidak terlibat seks bebas, merokok, dan sebagainya," katanya.
Pemkot mendorong program "Aksi Bergizi" dan "Gerakan Sekolah Sehat" menjadi budaya yang melekat di lingkungan pendidikan di Kota Magelang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang Istikomah mengatakan gerakan "Aksi Bergizi" dan "Gerakan Sekolah Sehat" secara simbolis dimulai dari SMKN 2 Kota Magelang untuk selanjutnya akan terus digerakkan ke satuan pendidikan lainnya.
"Kampanye 'Aksi Bergizi' sudah kami canangkan sejak tahun kemarin, berganti tempatnya dan sasaranya anak TK, SD, SMP. Kali ini kami sasar usia remaja SMK yang menuju usia produktif," ujarnya.
Pada kegiatan ini para siswa, antara lain diberi penyuluhan materi tentang reproduksi sehat, pemeriksaan kesehatan gratis, dan pemberian tablet tambah darah.