Semarang (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah mendorong masyarakat untuk berternak kambing atau domba sebagai salah satu alternatif strategis untuk mendukung ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi provinsi ini.
"Dibanding berternak sapi, bisnis kambing jauh lebih terjangkau dari sisi investasi dan lebih mudah dikembangkan di lingkungan rumah tangga," kata Sarif di Semarang, Selasa.
Menurut dia, bisnis kambing dan domba membutuhkan investasi yang lebih kecil dibanding sapi.
Selain itu, kata dia, masyarakat hanya membutuhkan kandang di belakang rumah untuk memelihara 5 hingga 7 ekor kambing atau domba.
Ia menilai pelibatan masyarakat secara langsung dalam program peternakan, maka manfaat ekonominya dapat dirasakan lebih luas dan berkelanjutan.
"Sehingga rakyatnya betul-betul memperoleh hasil, program pemerintah juga berjalan," kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Oleh karena itu, Sarif mendorong pemerintah daerah lebih aktif membina petani dalam pengembangan ternak kambing, terutama dalam skala kecil yang bisa diakses masyarakat luas.
Hal tersebut, lanjut dia, juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendukung program protein hewani berbasis kerakyatan.
Sarif menilai, konsumsi daging kambing memiliki basis budaya yang kuat di masyarakat Indonesia, termasuk Jawa Tengah.
"Kita terkenal dengan gulai kambing, sate kambing," kata legislator dari daerah pemilihan Banyumas dan Cilacap itu.

Sarif menyebut sejumlah daerah di Jawa Tengah sudah mengembangkan peternakan kambing.
Ia mencontohkan, di Kabupaten Cilacap terdapat kambing Jawa Randu, selain itu terdapat pula kambing etawa di Purworejo maupun Wonosobo.
“Dengan dukungan pemerintah dan potensi yang besar, peternakan kambing diharapkan mampu memenuhi kebutuhan domestik dan bahkan menembus pasar ekspor," ujarnya.

