Purwokerto (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendukung pelaksanaan Program Solusi Pengelolaan Landskap Darat dan Laut Terpadu Indonesia (SOLUSI) yang diselenggarakan oleh Aliansi Relawan untuk Penyelamatan Alam (ARuPA) di Kabupaten Banyumas, Kebumen, dan Cilacap.
"Kegiatan ini intinya adalah kolaborasi antara pemerintah dengan akademisi, dengan kelompok masyarakat, dengan rekan-rekan media, dengan pengusaha lokal maupun luar," kata Plt. Kabid Infrastruktur Prasarana Wilayah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Tengah Lambang Antono usai Kickoff Meeting Program "SOLUSI" di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.
Hal itu, menurut dia, menjadi sangat penting sebagai fondasi utama untuk mencapai program-program yang memang kita sudah buat, yang sudah disiapkan oleh teman-teman dari ARuPA
Menurut dia, program-program tersebut sudah baik dan tepat karena seluruh elemen pentaheliks terlibat semua.
"Jadi menurut saya, bagus sekali, dan pemerintah provinsi dalam hal ini sangat mendukung sekali kegiatan itu, dan memang ini kita masukkan juga di dalam dokumen-dokumen perencanaan pembangunan," katanya menegaskan.
Lebih lanjut, dia mengatakan salah satu elemen pentaheliks adalah kelompok masyarakat, sehingga mereka benar-benar harus terlibat dalam program "SOLUSI".
Oleh karena itu, kata dia, masyarakat harus paham dengan apa yang harus disiapkan dan dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan bersama tersebut.
Sementara itu, Direktur Eksekutif ARuPA Edi Suprapto mengatakan kegiatan kickoff meeting tersebut merupakan peluncuran program "SOLUSI".
"Program ini sebenarnya konsorsium dari beberapa lembaga, ada GIZ, ICRAF, Kehati (Yayasan Kehati, red.), dan SNV yang di dilaksanakan di tiga provinsi, yakni Bangka Belitung, Sulawesi Tengah, dan Jawa Tengah. Untuk Jawa Tengah dilaksanakan di tiga kabupaten, yakni Banyumas, Kebumen, dan Cilacap," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, ARuPA merupakan mitra dari salah satu anggota konsorsium, yakni Yayasan Kehati dengan program yang lebih banyak difokuskan pada rehabilitasi lahan, pengelolaan sampah, serta pengembangan ekonomi dari kegiatan rehabilitasi lahan dan pengelolaan sampah.
Menurut dia, pengembangan ekonomi tersebut di antaranya mengembangkan potensi wisata, pengolahan hasil mangrove, dan sebagainya.
"Kegiatan ini rencananya akan dilaksanakan selama tiga tahun. Untuk Kabupaten Kebumen berlokasi di Desa Ayah, Kecamatan Ayah, sedangkan di Kabupaten Banyumas di Desa Tunjung, Kecamatan Jatilawang, dan Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo," katanya.
Sementara untuk Kabupaten Cilacap, kata dia, pihaknya masih memilih lokasinya karena beberapa lokasi yang telah disurvei dan dicek posisinya ternyata berada di luar Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu.
Dalam hal ini, lanjut dia, pihaknya sedang memilih desa di Cilacap yang lokasinya berada dalam satu kesatuan DAS Serayu.
"Oleh karena itu, desa-desa yang berada di luar DAS Serayu enggak masuk dalam program ini," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Desa Tunjung Sartim mengaku senang karena desanya terpilih sebagai salah satu lokasi pelaksanaan Program "SOLUSI".
"Kami tidak dibebani anggaran. Warga kami akan mendapatkan pelatihan pembuatan pupuk organik, pengolahan sampah, dan pengembangan ekonomi," katanya.
Bahkan, dia mengharapkan program tersebut dapat mengembangkan agrowisata di Desa Tunjung dengan menanam buah-buahan di lahan sekitar hutan milik Perhutani yang dikelola bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) setempat.
Menurut dia, Pemerintah Desa Tunjung siap memberikan dukungan berupa perbaikan akses jalan menuju lokasi agrowisata yang dikembangkan melalui Program "SOLUSI".
"Desa maju, sumber daya manusia dan sumber daya alam meningkat," katanya.*